Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Ani Yudhoyono tengah menderita kanker darah. Saat ini Ibu Ani sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit National University Hospital Singapura.
Sebagai suami, SBY selalu berada di samping Ibu Ani selama menjalani perawatan. Hingga SBY pun harus membatalkan segala kegiatan yang telah direncanakan. Selain itu, SBY juga mengenang kebersamaan bersama Ani Yudhoyono ketika memimpin Indonesia 10 tahun.
SBY mengungkapkan, sebagai seorang suami ia akan terus mendampingi Ibu Ani. Meski dirinya tahu bahwa Ibu Ani adalah sosok wanita yang kuat.
"Saya amat mengetahui Ibu Ani adalah sosok yang kuat, tabah dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk ketika kami bersatu dalam suka dan duka selama 10 tahun. Saya mengemban tugas memimpin Indonesia dulu," kata SBY di dalam rekaman video yang diterima IDN Times, Rabu (13/2).
SBY pun menyampaikan bahwa dirinya dan keluarga harus kuat menerima cobaan tersebut. Ia yakin Ani akan segera pulih dan sembuh dari penyakitnya.
"Bagaimana pun, saya, Ibu Ani dan keluarga harus bersatu dalam semangat, keyakinan dan kekuatan agar semua ikhtiar untuk penyembuhan Ibu Ani dengan izin dan pertolongan Allah dapat berhasil dengan baik," harapnya.
Karena SBY yang harus selalu mendampingi istrinya selama perawatan, maka ia pun meminta maaf telah membatalkan banyak janji dan kegiatan yang sudah terjadwal.
"Saya dan Ibu Ani meminta maaf karena tidak dapat menghadiri sejumlah kegiatan yang direncanakan oleh berbagai pihak, yang sebelumnya telah saya niatkan untuk saya penuhi," jelas dia.
Sebelumnya, SBY memberikan pernyataan bahwa Ani Yudhoyono menderita kanker darah.
"Dengan rasa prihatin saya sampaikan Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah," kata SBY dalam rekaman videonya yang diterima IDN Times, Rabu (13/2).
Karena kondisinya yang cukup serius itu, SBY pun mengatakan bahwa Ibu Ani harus menjalani perawatan yang intensif. Untuk kesembuhan mantan ibu negara itu.
"Dan karena harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National University Hospital, Singapore," lanjutnya.