Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam peresmian MRT Jakarta, dokumentasi 2019 (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam peresmian MRT Jakarta, dokumentasi 2019 (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, IDN Times - Dekutif Indo Barometer, M. Qodari, menilai Anies Baswedan sulit menang menjadi presiden 2024 bila kepuasan masayarakat kepada pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di atas 70 persen. Sebab dua bakal capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, masih dianggap berkesinambungan dengan pemerintahan Presiden Jokowi. 

"Karena pada hari ini, di pilpres itu ada satu tokoh ya yang sangat penting dalam penentuan kemenangan, Presiden Jokowi, kan dua pihak kesinambungan, Ganjar, Prabowo dan (Koalisi) Perubahan Anies Baswedan peluangnya besar ketika kepuasan terhadap Jokowi itu rendah, tapi kan nayatanya tinggi, malah terakhir ada survei dari LSI tingkat kepuasan kepada Jokowi 82 persen," ujar dari Youtube MindTV, Kamis (11/5/2023).

1. Anies bisa menang bila kepuasan terhadap kinerja Jokowi rendah

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Qodari menilai, Anies bisa saja menang di Pilpres 2024 bila kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi rendah. Sebab, masyarakat ingin adanya kandidat yang tak seperti Jokowi.

“Kalau kepuasan kepada Jokowi di bawah 50 persen justru yang didukung oleh Jokowi bisa kalah karena masyarakat tidak puas,” kata dia.

2. Anies sulit mengulang kesuksesannya di Pilkada DKI Jakarta 2017

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ketika menumpang Kereta Argo Parahyangan. (www.twitter.com/@aniesbaswedan)

Lebih lanjut, Qodari mengatakan, Anies Baswedan sulit mengulang kesuksesannya menang seperti di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Kala itu, Anies sering masuk di posisi 3 dalam sejumlah survei.

Anies menjadi pemenang karena lawannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blunder dan terkena kasus penistaan agama.

“Tahun 2017 memang nomor tiga (Anies) jadi nomor satu, tetapi di Pilpres 2024 tidak ada Ahok ikutan, jadi kalau lawannya Ahok menurut saya bisa terjadi lagi Mas Anies Itu dari nomor tiga jadi nomor satu,” ucap dia.

3. Ganjar dan Prabowo dan memiliki kriteria seperti Ahok

Presiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Qodari mengatakan, kesulitan untuk menggunakan isu yang sama di Pilpres 2024 karena Ganjar dan Prabowo tidak memiliki kriteria seperti Ahok.

“Ganjar Jawa bukan China, agamanya Islam bukan Kristen, istrinya santri kemudian Prabowo oke dia keluarganya, ibunya Kristen, kakaknya Katolik, adiknya Kristen, tapi dia Prabowo Islam dan dia orang Jawa juga,” kata dia.

Dia menyebut, Jokowi bisa saja menjadi king maker di Pilpres 2024 asalkan tingkat kepuasannya selalu di atas 70 persen.

“Kalau Pak Jokowi mau jadi king maker di level masyarakat maka kemudian tingkat kepuasannya harus selalu tinggi minimal 70 persen. Semakin tinggi tentu posisi Pak Jokowi sebagai king maker akan semakin kuat dan tambah kuat peran sebagai king maker,” imbuhnya.

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Editorial Team