Survei: Google Didominasi Kata Kunci Anies Baswedan

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei, The Strategic Research and Consulting (TSRC) merilis temuan terkait sosok bakal calon presiden (bacapres) yang paling banyak dicari di internet. Hasilnya, Anies Baswedan, jadi nama paling populer.
Survei ini juga memotret minat (interest) publik dalam melakukan penelusuran di internet terhadap bakal calon Presiden Pemilu 2024 dalam 90 hari terakhir. Hal ini dilakukan untuk mengukur penetrasi internet yang dimainkan masing-masing bakal calon presiden.
1. Anies paling banyak dicari di internet

Direktur Eksekutif TSRC, Yayan Hidayat menjelaskan, minat penelusuran publik di internet dengan kata kunci Anies Baswedan dalam 90 hari terakhir, merupakan yang tertinggi dibandingkan kandidat bacapres lain, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subioanto dan Ridwan Kamil yang cenderung stagnan.
"Menurut Data Google Trends selama hampir 90 hari terakhir pencarian pengguna di mesin pencari Google didominasi kata kunci Anies Baswedan. Kata kunci ini merata hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata dia dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).
2. Publik mencari rekam jejak dan prestasi bacapres di internet

Yayan menjelaskan, tiga bakal bacapres yang diminati publik ini mayoritas ditelusuri rekam jejaknya di internet. Selain itu, banyak orang juga mencari prestasi yang pernah ditorehkan masing-masing bakal calon.
"Artinya, masyarakat Indonesia cenderung mencari informasi tentang kandidat bakal calon presiden dan wakil Presiden melalui internet. Namun, ketertarikan publik terhadap bakal calon presiden dan wakil presiden belum tentu dapat menentukan pilihannya," ujar dia.
3. Pemilih Anies dan Prabowo lebih sensitif saat bahas agama ketimbang Ganjar

Yayan lantas menjelaskan, hasil dari survei juga membahas bagaimana sikap pemilih bacapres di media sosial (medsos). Hasilnya, pemilih Anies Baswedan dan Prabowo Subianto lebih sensitif ketika bahas agama di jejaring medsos.
Yayan menjelaskan, pemilih Anies dan Prabowo dominan marah jika melihat Agama dijelekkan di media sosial. Sebaliknya pemilih Ganjar Pranowo, lebih memilih ekspresi biasa saja ketika melihat agama dijelekkan di media sosial.
"Temuan TSRC memperlihatkan pemilih Anies Baswedan dan Prabowo lebih intoleran ketika melihat perdebatan terkait Agama di media sosial. Pemilih Ganjar Pranowo lebih toleran ketika melihat perdebatan Agama di media sosial," kata dia.
Yayan mengatakan, temuan itu didapat dari pertanyaan yang diberikan kepada responden masing-masing pemilih terkait sikap ketika melihat perdebatan terkait Agama di media sosial, apakah ikut mengomentari dengan membela agama tertentu atau sebaliknya mengabaikannya.
"Terlihat bahwa pemilih Anies Baswedan 24 persen dan Prabowo 27 persen dominan memilih tindakan ikut mengomentari jika melihat perdebatan terkait agama di media sosial, sebaliknya pemilih Ganjar Pranowo 27 persen lebih memilih tindakan mengabaikan jika melihat perdebatan terkait Agama di media sosial," tutur dia.
Oleh sebab itu, Yayan menyimpulkan, karakteristik pemilih Anies dan Prabowo lebih menggambarkan pandangan yang fundamentalis jika melihat perdebatan terkait agama di media sosial.
Sementara, pemilih Ganjar lebih menggambarkan pandangan yang sekuler jika melihat perdebatan terkait agama di media sosial.
"Artinya, perilaku pemilih Anies dan Prabowo di media sosial cenderung sama yakni berpandangan fundamentalisme, berbeda dengan pemilih Ganjar Pranowo yang memiliki pandangan sekuler," imbuh dia.