Perbandingan Pengalaman Guru di Luar Negeri dan di Indonesia

Banyak yang bisa dipelajari dari luar negeri.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, tingkat pendidikan di luar negeri terkenal akan kualitasnya. Namun pendidikan berkualitas ini tentu tidak datang begitu saja. Pendidikan berkualitas ini karena kerja keras pahlawan tanpa tanda saja, yaitu para guru. Namun apa yang membedakan guru Indonesia dan guru di luar negeri, sehingga tingkat pendidikannya bisa berbeda?

Perbandingan Pengalaman Guru di Luar Negeri dan di IndonesiaSumber Gambar: sdnblayu1.blogspot.com

Berdasarkan data dari OECD, ternyata gaji guru di Indonesia ternyata paling rendah dibandingkan negara lainnya. Sangat jauh jika dibandingkan dengan gaji guru di Swiss. Guru di Swiss mendapatkan rata-rata gaji sebanyak 67.000 dolar AS per-tahunnya. Hal ini setingkat dengan gaji insinyur yang sudah berpengalaman kerja. Padahal, jam kerja guru di Swiss jauh lebih ringan dibandingkan negara lainnya.

Perbandingan Pengalaman Guru di Luar Negeri dan di IndonesiaSumber Gambar: datawrapper.de

Di posisi kedua, ada Belanda dengan gaji guru 57.000 dolar AS. Waktu kerja guru di Belanda adalah delapan jam dan lima hari seminggu. Mereka juga punya waktu libur 12 minggu dalam setahun seperti murid mereka. Belum lagi dihitung dengan berbagai tunjangan kesehatan dan kehidupan yang mereka dapatkan. Wah, enak banget bukan? Jika dibandingkan dengan Indonesia, guru-guru harus terus berhadapan dengan kurikulum yang terus berubah. Coba bayangkan bagaimana kesulitan yang dihadapi oleh para guru tersebut.

Tentu keuntungan yang didapat oleh guru-guru di luar negeri tidak akan semudah itu. Guru sekolah di Jerman harus kuliah 10 semester dan menulis ujian negara (Staatsexamen) diakhir untuk mendapatkan gelar Diplom Padagogik. Gelar diplom ini kedengarannya seperti gelar di diploma (d3), tapi aslinya gelar diplom ini setara lho sama gelar Master.

Perbandingan Pengalaman Guru di Luar Negeri dan di IndonesiaSumber Gambar: stayathomemum.com.au

Setelah itu semua, mereka tidak langsung diambil negara sebagai penanam bibit-bibit masa depan. Mereka harus melewati masa internship yang wajib minimal satu tahun dan bahkan minimal dua tahun di provinsi-provinsi tertentu. Berat ya? Hal ini supaya mereka sadar betul betapa pentingnya tugas menjadi guru. Sehingga motivasi mengajar tidak tumbuh karena terpaksa, tapi tumbuh karena memang berkeinginan.

Memang ada perbedaan bagaimana guru-guru diperlakukan oleh negara-negara di luar dengan di Indonesia, tapi apa yang membuat mereka semua sama adalah semangat mereka untuk mengajar dan memajukan negara. Semangat bapak ibu guru!

Topik:

Berita Terkini Lainnya