Beredar SMS Dukungan Pasangan Calon di Jatim Jelang Pilkada
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur (Bawaslu Jatim) langsung merespons temuan atau laporan, terkait pesan pendek ajakan memilih salah satu pasangan calon di masa tenang Pilkada Jatim.
Bawaslu pun telah mengetahui kabar tersebut, yang mengaitkan antara Pilkada serentak 2018 dengan Pilpres 2019. Bawaslu menganggap pesan ini berpotensi membuat gaduh kondisi politik di Jatim.
1. Bawaslu kerja sama dengan kepolisian
Komisioner Bawaslu Jatim Aang Kunaifi mengatakan sampai sekarang pihaknya tidak bisa menindak lanjuti kasus ini. Bawaslu segera berkoordinasi dengan kepolisian untuk menelusuri penyebar pesan tersebut.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri karena akan bekerja sama dengan aparatur polisi. Kepolisian yang memiliki perlengkapan untuk menelusuri siapa pelaku penyebar SMS tersebut semacam itu," ujarnya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (24/6).
2. Pelaku terancam pidana karena tergolong kampanye di masa tenang
Editor’s picks
Aang berharap kepada semua pihak, baik dari masing-masing tim kampanye maupun relawan, untuk tidak melakukan aktivitas yang menyerupai kampanye.
Ia juga mengimbau agar tidak ada aktivitas yang mempengaruhi pilihan pemilih, untuk memilih pasangan calon tertentu yang dilengkapi dengan pemberian janji.
"Memang ada konsekuensi pidana bagi seseorang yang melakukan aktivitas kampanye di masa tenang," kata dia.
3. Bawaslu imbau masyarakat melapor jika ada temuan
Aang juga mengimbau masyarakat yang melihat adanya alat peraga kampanye hingga bahan kampanye, agar melaporkan kepada Bawaslu. Ini penting agar Bawaslu segera melakukan penertiban.
"Jadi kami mengharap bahwa untuk keberadaan alat peraga kampanye, maupun bahan kampanye yang ditemui oleh semua masyarakat, yang masih berdiri atau menempel di tiang listrik dan fasilitas umum, segera sampaikan kepada jajaran penyelenggara Pemilu, untuk kemudian segera ditertibkan," kata dia.
Kampanye hitam itu berkembang melalui pesan pendek di Jawa Timur, yang berisi ajakan agar memilih salah satu pasangan calon. Jika memilih pasangan calon tersebut, maka sama saja mendukung satu elite parpol oposisi menang Pilpres 2019.