Pengamat: Kemenangan Joe Biden Tak Berdampak Signifikan Bagi Indonesia

Indonesia dinilai harus berdaptasi jika Biden memimpin AS

Jakarta, IDN Times - Joe Biden-Kamala Harris dinyatakan menang dalam pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 setelah memenuhi batas minimal 270 suara elektoral pada Sabtu (7/11/2020) waktu setempat.

Pasangan tersebut menumbangkan Donald Trump dan Mike Pence dengan perolehan suara 273. Mereka unggul 60 suara atas petahana yang cuma mampu mengumpulkan 213 suara dalam pemilihan presiden kali ini.

Usai dinyatakan bakal jadi presiden AS berikutnya, apakah kemenangan Biden mempengaruhi kerja sama AS dengan Indonesia?

"Kemenangan Biden tidak akan berdampak ke Indonesia secara signifikan," kata Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana kepada IDN Times, Minggu (8/11/2020).

1. Indonesia dinilai harus berdaptasi jika Biden memimpin AS

Pengamat: Kemenangan Joe Biden Tak Berdampak Signifikan Bagi IndonesiaANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Hikmahanto mengingat kembali ketika Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berkunjung ke tanah air beberapa waktu lalu. Menurut dia, ada sejumlah janji yang diungkapkan dalam rangka memperkuat hubungan strategis dan ekonomi di tengah peningkatan ketegangan antara AS dan Tiongkok berlangsung bakal bisa berjalan.

Besar kemungkinan janji-janji Pompeo akan tetap dijalankan AS. Hal ini disebabkan karena, kebijakan tersebut datangnya bukan dari presiden, wapres, maupun Menteri. Melainkan, dari para birokrat AS.

"Para Birokrat menganalisis bahayanya Tiongkok bila terus memberi pengaruh ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia," ujar pria berusia 54 tahun tersebut.

"Indonesia harus beradaptasi bila Joe Biden yang terpilih. Mengingat, dia dari partai demokrat yang sangat mengusung HAM," lanjut dia.

2. Joe Biden punya tugas yang berat baik di dalam maupun luar negeri

Pengamat: Kemenangan Joe Biden Tak Berdampak Signifikan Bagi IndonesiaCalon presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden melambaikan tangan kepada wartawan sebelum masuk ke pesawat kampanye menjelang perjalanan menuju North Carolina, di Bandara Newscastle di Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Hikmahanto paham jika Joe Biden belum resmi dinyatakan menang oleh otoritas yang berwenang. Namun dia yakin jika Biden sudah dapat dipastikan menjadi Presiden AS berikutnya berdasarkan hasil yang sudah beredar, walau Donald Trump tidak menerima hasil pemilu dan bakal membawanya ke ranah hukum.

Biden pun harus siap mengemban tugas yang ditinggalkan Trump di periode sebelumnya.

"Kalaulah akhirnya dia dinyatakan sebagai Presiden AS ke-46, maka Joe Biden mempunyai tugas yang berat baik di dalam maupun di luar negeri," katanya.

Hikmahanto menyinggung soal urusan dalam negeri yang jadi prioritas perbaikan presiden anyar nantinya.

Biden diharapkan bisa mempersatukan rakyat AS yang selama empat tahun belakangan dinilai terpecah. Tak hanya itu, siap tak siap, dia juga harus bisa mengendalikan penyebaran COVID-19 dan melakukan upaya untuk menekan angka kematian.

"Ekonomi AS pun perlu penanganan yang serius di samping masalah rasial dan sosial lainnya. Untuk kebijakan luar negeri, Biden diharapkan oleh masyarakat dunia untuk mengembalikan Amerika Serikat menjadi Amerika Serikat yang dulu dengan nilai-nilainya," ujar dia.

Baca Juga: Belum Terima Hasil Pemilu, Trump Anggap Joe Biden Kolusi dengan Media 

3. Ada empat prioritas yang harus dilakukan Biden

Pengamat: Kemenangan Joe Biden Tak Berdampak Signifikan Bagi IndonesiaCalon presiden Amerika Serikat dari Demokrat dan mantan wakil presiden Joe Biden berbicara dalam sebuah pemberhentian kampanye di Johnstown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Rabu (30/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Hikmahanto pun menjelaskan ada empat fokus penting yang harus dilakukan Joe Biden untuk AS. Pertama, AS harus memikirkan kemaslahatan dunia ketimbang dirinya sendiri. Sebab, hal itu seakan luntur saat rezim Trump memimpin, padahal AS sebelumnya nilai menganut untuk menyejahterakan dunia agar AS sejahtera.

Selain itu dia juga harus bisa menumbuhkan perekonomian dunia agar ekonomi AS bangkit, mengamankan dunia agar keamanan AS terjaga dan menyeimbangkan kekuatan yang ada di dunia agar AS menjadi pemimpin dunia.

"Pada era Trump, nilai tersebut ditinggalkan dan lebih fokus untuk membangun AS dengan mengabaikan dunia. Bahkan, berkonflik secara head to head dengan sejumlah negara," ujar Hikmahanto.

Kedua, jangan ada lagi kejutan-kejutan kebijakan yang dijalankan oleh AS. Di bawah Trump, banyak kebijakan yang dinilai Hikmahanto tidak pernah terpikir oleh masyarakat internasional.

Kebijakan kontroversialnya yakni bertemu dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un, keluar dari WHO, memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, serta mengakhiri secara pihak hasil perundingan Iran dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB terkait pengembangan nuklir Iran.

"Ketiga, Joe Biden diharapkan menjalankan kebijakan-kebijakan luar negeri AS yang telah dirancang secara lama dan detail oleh para birokrat AS," beber pria yang sempat jadi tenaga ahli atau staf ahli untuk sejumlah instansi pemerintah tersebut.

4. Ada dua unsur penting dalam pengelolaan kebijakan AS

Pengamat: Kemenangan Joe Biden Tak Berdampak Signifikan Bagi IndonesiaPendukung Trump mengangkat empat jari sebagai dukungan pemilhan kembali Presiden AS Donald Trump, di depan Klub Golf Nasional Trump, Minggu (30/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Cheriss May)

Biden pun diingatkan oleh Hikmahanto, terkait dua unsur penting, yakni politisi dan birokrasi dalam pengelolaan kebijakan AS. Politisi memegang keputusan akhir, sedangkan birokrasi yang menjaga agar kebijakan AS dari waktu ke waktu tetap terjaga.

"Politisi secara alamiah akan keluar dan masuk empat tahun sekali, namun birokrasi akan tetap, mengingat tongkat estafet kebijakan akan terus diturunkan kepada para penggantinya," Hikmahanto.

Kondisi tak ideal dinilai Hikmahanto terjadi selama kepemimpinan Trump. Dia kerap melawan kebijakan yang telah dirancang oleh para birokrasinya. Perlawanan dilakukan melalui cuitan Twitter dan juga langsung mengganti birokrat yang tidak sepemahaman dengan Trump.

Hikmahanto yakin, dunia memiliki harapan kepada Joe Biden untuk lebih banyak mendengar dan memutuskan kebijakan yang dirancang birokrasi AS selama bertahun-tahun.

"Terakhir, AS tidak lagi menjadi sumber inspirasi bagi elemen masyarakat berbagai negara untuk membangkitkan ekstrem kanan dan supremasi kulit putih. AS di bawah Biden diharapkan mengembalikan nilai-nilai untuk menghormati pluralisme, hak asasi manusia dan tidak merendahkan suatu bangsa dengan peradabannya," tukas dia.

Baca Juga: Pengamat: Secara Strategis, Indonesia Berharap Trump Menang Pemilu

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya