Baru Tahu Dicalonkan di KLB Demokrat, Ridwan Kamil Mengaku Kaget
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara mengenai rumor dirinya yang disebut menjadi salah satu kandidat calon ketua umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
Sampai saat ini, ia mengaku masih menghormati kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat. Dirinya juga mendoakan agar AHY tetap sukses dalam memimpin partai.
"Intinya mah kaget kok nama saya dibawa-bawa. Disebutkan saya berharap masalahnya selesai," ujar Emil, sapaan akrabnya, di Padalarang, Bandung Barat, Kamis (4/3/2021).
1. Ridwan Kamil mendukung AHY
Selain Emil, beberapa calon lain yang mencuat ke permukaan adalah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, dan Ketum Partai Emas Hasnaeni.
"Saya mendukung AHY pemimpin di generasi saya. Jangan diganggu-ganggu kasihan," ucapny Emil.
2. Ridwan Kamil dipastikan tidak tergiur pimpin Partai Demokrat
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Asep Wahyuwijaya memastikan, Emil tidak mungkin masuk dalam pusaran persoalan tersebut. Bahkan dia menganggap para politisi yang mengklaim hal tersebut justru merusak marwah partai Demokrat.
"Kalau saya secara pribadi, yakin seyakin-yakinnya bahwa tidak mungkin Kang RK mau masuk ke dalam pusaran tetabuhan para politisi liar itu. Kenapa mereka jadi semakin kerasukan saja, ya," ujar Asep kepada wartawan, Rabu (3/3/2021).
3. DPD Demokrat Jabar percaya Ridwan Kamil tidak akan mau masuk partai
Keyakinannya itu didasari pernyataan Emil sendiri yang mengaku menolak sejumlah tawaran untuk memimpin partai di Jabar, beberapa waktu lalu. Dengan demikian, mantan Wali Kota Bandung itu tidak mungkin mengambil posisi pimpinan di Partai Demokrat.
"Saya dengar Kang RK (Ridwan Kamil) itu ditawari jadi pimpinan partai di Jabar saja enggak mau. Jadi, Insya Allah, saya yakin Kang Emil tidak akan terjebak oleh gumaman halusinasi gerombolan liar itu," ujarnya.
4. DPD Demokrat Jabar nilai KLB seperti dipaksakan
Tidak hanya itu, Asep pun menilai, klaim pendiri Partai Demokrat yang mengaku mengantongi 80 persen dukungan DPC sebagai hal yang mengada-ada.
Asep menjelaskan, dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan bahwa penyelenggaraan KLB wajib memenuhi syarat adanya permohonan dari DPC dan DPD dalam jumlah tertentu, serta mengharuskan adanya persetujuan Majelis Tinggi Partai (MTP).
"Pertanyaan saya, DPC dan DPD yang mana? Lalu di mana juga posisi persetujuan MTP-nya? Ini bukan masalah dinasti atau yang lain, ini masalah ketentuan internal partai yang sudah disahkan oleh negara melalui Kemenkum HAM," jelasnya.
Baca Juga: Partai Demokrat Pecat 7 Kader, Marzuki Alie: Otoriter
Baca Juga: AHY Sebut Jokowi Tidak Terkait dengan Kudeta Partai Demokrat