Jakarta, IDN Times - Laporan teranyar UN Women mengungkapkan enam puluh delapan persen perempuan kondisi kesehatan mentalnya dalam kondisi “buruk” atau “sangat buruk.” Sementara, delapan persen disebut sudah mencoba mengakhiri hidup dalam kondisi perang di Afghanistan.
Perwakilan Negara PBB untuk Perempuan di Afghanistan, Alison Davidian, mengatakan jika embalinya Taliban merampas hak dan harga diri perempuan. Hampir empat tahun dekrit Taliban telah menghancurkan otonomi perempuan dan anak perempuan.
Laporan itu menyebut jika perempuan telah terhapus dari kehidupan publik, tidak ada perempuan dalam posisi kepemimpinan, dan 98 persen perempuan mengatakan bahwa mereka memiliki pengaruh yang terbatas, atau tidak sama sekali terhadap keputusan di komunitas mereka.
"Tiga tahun lalu, seorang perempuan Afghanistan secara teknis dapat memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Sekarang, dia bahkan mungkin tidak dapat memutuskan kapan harus pergi dan membeli bahan makanan," kata Davidian dikutip laporan resmi UN Women, Rabu (4/2/2025).