Bogor, IDN Times – Tim Gegana dan Kementerian Lingkungan hidup turun tangan mengungkap kasus kebocoran pipa penampung limbah milik PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berdampak bau tidak sedap hingga radius puluhan kilometer. Memang, kasus ini harus direspons cepat karena berdampak pada kesehatan warga sekitar.
Ratusan warga sudah mendatangi kantor PT PPLI. Mereka datang untuk menuntut tanggung jawab akibat bau tidak sedap yang kerap mengganggu aktivitas warga sekitar.
Kebocoran pipa limbah milik PT PPLI berujung pada menyebarnya bau busuk seperti bangkai tikus. Aroma tak sedap itu tercium kencang oleh warga yang tinggal di kawasan Nambo.
Akibatnya, banyak warga yang muntah-muntah. Mereka tak tahan dengan bau tak sedap tersebut.
"Waktu pipa bocor, warga banyak yang muntah muntah," ungkap salah seorang warga Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Suhendri.
Sadar ini kesalahan dari PT PPLI, ratusan warga dari tiga desa, Nambo, Bantar Jati, hingga Kembang Kuning, menggeruduk kantornya. Mereka menuntut ganti rugi karena ada sebagian warga pula yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Menanggapi kasus ini, humas PT PPLI, Ahmad M Farid mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan internal terkait bocornya pipa penampung limbah. Mereka menggandeng Gegana hingga Kementerian Lingkungan Hidup demi mengungkap penyebab kebocoran pipa.
Ditegaskan pula oleh Farid, tuntutan warga akan segera dipenuhi PT PPLI. "Kami pasti tanggung jawab kepada warga terkait hal ini," jelas Farid.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, menyatakan ada bahaya yang mengintai dari kebocoran pipa limbah PT PPLI. Pun, DLH Kabupaten Bogor sudah meneliti dampak apa yang mengintai masyarakat jika masalah ini tak ditangani.
Seksi Pengelolaan B3 dan Limbah B3 DLH Kabupaten Bogor, Yopie Hermawan, menyatakan akibat dari kebocoran ini, masyarakat bisa mengalami gangguan pernapasan, sampai ke paru-paru.
"Bahayanya sih akan ke gangguan pernapasan hingga paru paru. Penyidikan internal masih berlangsung," terang Yopie.