Ilustrasi Gedung KPK. (IDN Times/Santi Dewi)
Pria kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1959 ini pernah menjabat sebagai wakil ketua KPK pada periode 2011-2015, yang diketuai oleh Abraham Samad. Sebagai pegiat antikorupsi, Bambang dikenal nekat dan berani. Hal tersebut dilandasi atas pengetahuan soal hukum yang mantap sebagai dosen dan juga pengacara.
Sikap tegas dan beraninya menetapkan tersangka pejabat tinggi kepolisian memicu konflik lembaga KPK dengan Polri. Di tengah KPK menetapkan tersangka kepada Komjen Pol Budi Gunawan, yang saat itu diajukan sebagai calon Kapolri oleh Presiden Jokowi, tiba-tiba kepolisian menetapkan balik Bambang sebagai tersangka dalam kasus lama.
Bambang Widjojanto alias BW langsung ditangkap saat mengantarkan anaknya ke sekolah di Depok (23/1/2015). Di depan anaknya, ia diborgol dan dibawa Mabes Polri. Tentu saja, penangkapan Bambang menyentak publik. Para aktivis, mahasiswa, dan elemen masyarakat berkumpul di kantor KPK menolak penangkapan BW.
Mereka menuntut setop kriminalisasi KPK dan bebaskan Bambang Widjojanto. Selain itu, selama menjabat sebagai petinggi KPK, banyak ancaman, teror, dan intimidasi yang diterima Bambang atas kasus-kasus yang ditanganinnya.