Dalam beberapa tahun terakhir, Surabaya diramaikan oleh kehadiran tempat pangkas rambut pria yang menolak disebut demikian. Mereka lebih senang mengidentifikasi usahanya sebagai barbershop. Alasannya tentu agar lebih trendi di telinga target pasar mereka yang kebanyakan pria dari kelas menengah ke atas.
Misalnya, The Roots yang merupakan salah satu barbershop paling terkenal di Surabaya. Desain tempatnya seperti terinspirasi langsung dari Pinterest. Salah satu pemiliknya, Sandee Surya, mengklaim The Roots adalah barbershop—bukan tempat pangkas rambut—karena konsep ruangan dan layanan yang disediakan.
Mengkhususkan diri untuk melayani pria juga menjadi identitas The Roots sejak pertama kali berdiri. "Konsepnya memang yang boleh masuk hanya cowok. Cewek boleh masuk asalkan potongan [rambut yang diinginkan adalah potongan] cowok," jelas Sandee.
Tukang pangkasnya sendiri adalah para pria yang mayoritas didatangkan dari Garut. Kalau diperhatikan, penampilan mereka juga menyesuaikan dengan status sosial pelanggan. Menurut Sandee,"Barbershop di sini bukan soal kultur seperti di Amerika Serikat, tapi lebih ke gaya hidup."
Para pria dari berbagai usia ingin tampil keren dan rapi tanpa merasa perlu khawatir kadar maskulinitasnya berkurang. Mereka tetap bisa mendapatkan layanan handuk panas usai cukur jenggot di tempat khusus pria yang bagus serta bersih.
Salah seorang mahasiswa, Ado, mengaku memang selalu memangkas rambut di barbershop modern. "Daripada di tempat pangkas rambut sembarangan, nanti kotor terus gatal," katanya kepadaku. Pengakuan Ado dibenarkan oleh temannya, Pepeng, yang baru saja mencukur kepalanya hampir plontos.
Dengan kata lain, bukan hanya kita—para perempuan—yang memperhatikan soal perawatan diri. Namun, sebagian laki-laki merasa perlu memastikan bahwa semuanya dilakukan di tempat dan dengan cara yang menunjang definisi sebagai pria masa kini.