Presiden ACT Ibnu Hajar saat Peluncuran Distribusi 1.000 Sapi Qurban dan Peluncuran Humanity Food Bus ACT di Wakaf Distribution Center ACT, Karanggan, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021). (Dok. Tangkapan Layar Youtube ACT)
Nama lembaga filantropi itu sedang menjadi sorotan. Hal itu seiring dengan adanya pemberitaan yang dimuat oleh Majalah Tempo berjudul "Kantong Bocor Dana Umat".
Dalam konferensi pers di kantornya, pada Senin 4 Juli 2022 kemarin, Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan, pihaknya konsisten menyampaikan laporan keuangan hingga tahun 2020. Laporan tersebut juga diunggah di laman resmi ACT dan bisa diakses.
"Laporan keuangan dari 2005 sampai 2020 yang sudah teraudit dan dapat opini WTP sudah di-publish di website sebagai bentuk transparansi," katanya.
Dia juga menyebut ACT setiap tiga tahun sekali mengganti auditornya. Tujuannya agar tak ada tudingan adanya kongkalikong untuk mendapat WTP.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan ACT di websitenya, act.id, hanya disebutkan total donasi yang diterima. Pada 2020, total donasi sebanyak Rp519.354.229.469.
Total donatur pada 2020 sebanyak 348.300. ACT juga menyampaikan besaran donasi yang diperoleh dari berbagai donatur.
Berikut datanya:
- Publik 60,1 persen
- Korporat 16,7 persen
- Kanal daring 11,2 persen
- Institusi/yayasan 6,0 persen
- Komunitas: 3,5 persen
- Pemerintah: 1,0 persen
- Masjid 0,8 persen
- Lainnya 0,7 persen
Dana yang terkumpul juga didistribusikan ke sejumlah program yang sudah dibuat.
ACT tak menjelaskan berapa dana yang disalurkan untuk masing-masing program. ACT memilih menggunakan persentase.
Berikut datanya:
- Kemanusiaan global 26 persen
- Pangan: 18 persen
- Wakaf 13 persen
- Kurban 12 persen
- Zakat 10 persen
- Program lainnya 8 persen
- Kebencanaan 6 persen
- Kesehatan 6 persen
- Pendidikan 0,8 persen
- Pemberdayaan ekonomi 0,7 persen
Dalam laporan keuangan ACT juga turut disertakan foto penerimaan. Namun, dalam foto tersebut tak terlihat berapa nominal yang diberikan ACT kepada penerima bantuan.