Jakarta, IDN Times - Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menyerahkan kepada publik untuk menilai penolakan yang ia alami saat hendak menjadi pembicara di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (17/11/2023). Anies semula dijadwalkan mengisi kuliah umum bertajuk "Indonesia Future Studium Generale" di auditorium Magister Manajemen UGM, Yogyakarta, pukul 13.00 WIB.
Tetapi, tiba-tiba dibatalkan karena disebut tidak mendapatkan izin dari Rektorat UGM. Pihak panitia mengatakan, kedatangan Anies dianggap lekat dengan unsur politis yakni Pemilu 2024. Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) membolehkan kampus dijadikan tempat untuk berkampanye. Meski di dalam Peraturan KPU yang baru, kampanye Pemilu 2024 hanya dibolehkan pada akhir pekan saja di dalam kampus.
"Media bisa menilai. Seharusnya kampus (bersikap) netral. Jadi, tanggapan saya ya itu tadi, harusnya (bersikap) netral," ujar Anies di Sentul, Bogor, Sabtu (18/11/2023).
Alhasil, kehadiran Anies diwakilkan oleh co-captain dari tim pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) yakni Tom Lembong. Ia hadir secara virtual dan menjelaskan konsep city collaborative.
Tom menjelaskan, selama lima tahun memimpin DKI Jakarta, Anies banyak menciptakan ruang ketiga yang egaliter bagi masyarakat. Ini merupakan salah satu wujud kota kolaboratif yang menjadi gagasan.
"Program Pak Anies di Jakarta membangun beberapa ratus kilometer trotoar agar warga nyaman turun dari bus, lalu bisa menyambung ke MRT atau menyeberang jalan bisa aman, nyaman dan bersih. Bagaimana membangun tempat ketiga setelah rumah, kantor, ya ruang publik yang egaliter ini. Aspek penting semangat kolaborasi, kebersamaan dan keikutsertaan. Sharing ekonomi ini mengikutsertakan warga, mempromosikan kebersamaan. Meski sudah banyak terobosan tapi harus didorong lagi," kata mantan Menteri Perdagangan itu.