Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Intinya sih...

  • Moo Deng, bayi kuda nil Thailand, memilih kue semangka bertuliskan nama Trump sebagai prediksi terpilihnya Trump di Pemilu AS
  • Reaksi warganet terhadap pilihan Moo Deng mengundang perdebatan dan menyebabkan kontroversi di media sosial
  • Lembaga survei memprediksi persaingan ketat antara Trump dan Harris, namun Trump yakin bahwa riset tersebut hanya hoaks

Jakarta, IDN Times - Bayi kuda nil yang viral di Thailand, Moo Deng, mengeluarkan prediksinya terkait Pemilu Amerika Serikat. Moo Deng memperkirakan, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, kembali terpilih di Pemilu kali ini.

Sebuah video yang diunggah oleh Kebun Binatang Khao Kheow Open Zoo, Chonburi, Thailand, lewat akun TikTok, Moo Deng diberikan pilihan dua kue semangka dengan nama Trump dan Kamala Harris. Kemudian, Moo Deng harus mengambilnya.

1. Kue bernama Trump yang diambil

Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Perlahan, Moo Deng menuju kue semangka yang bernama Trump. Terlihat, langkahnya tegas dan tanpa ragu memilih Trump.

Pilihan Moo Deng mengundang reaksi dari warganet. Mereka merasa Moo Deng sudah mewakili pilihan dari warga Amerika Serikat.

"Jika Moo Deng merasa Trump akan menang, lalu siapa kita yang bisa berdebat? Sepotong kue dan rasa percaya diri adalah kombinasi yang pas!" begitu komentar warganet di X dilansir Fox News.

"Lihat, tidak sesulit itu. Bahkan kuda nil tahu siapa yang lebih baik untuk Amerika," begitu komentar warganet lainnya. 

2. Trump yakin menang telak

Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Sejumlah lembaga survei menunjukkan adanya persaingan ketat antara Trump dengan Harris. Bahkan, beberapa di antaranya justru memprediksi Harris akan mengalahkan Trump dan mencetak sejarah dengan menjadi presiden perempuan pertama di Amerika Serikat.

CBS News, Economist, The Times, Reuters-Ipsos, hingga Pew Research Center, memprediksi Harris menang atas Trump dengan persentase yang tipis. Mereka melakukan riset sejak awal September hingga akhir Oktober 2024, dalam memetakan persaingan di Pemilu Amerika Serikat tahun ini.

Bagi Trump, riset-riset tersebut hanya hoaks. Trump yakin survei atau riset yang digelar cuma merupakan gimik dari sejumlah lembaga agar Pemilu di Amerika Serikat semakin menarik. Padahal, menurutnya, pemenangnya sudah ketahuan.

"Jangan percaya berita bohong, ini akan ketat. Percayalah, ini tidak ketat. Tapi, semua menyebarkan narasi itu agar bisa mendapatkan rating, mau semua orang menonton," kata Trump dalam pidatonya dilansir Washington Post.

3. Strategi Trump mulai rangkul kaum muslim

Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Trump juga mulai mengubah strategi kampanyenya di Pemilu Amerika Serikat. Dia mulai menjaring suara dari komunitas muslim di Negeri Paman Sam dan sempat menggelar pertemuan dengan sejumlah pemuka agama di Michigan.

Umat muslim di Amerika Serikat, dianggap Trump, begitu penting dan terpelajar. Mereka memiliki pemahaman yang bagus atas kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

Opini orang-orang atas muslim, ditegaskan Trump, sama sekali tidak benar. Muslim di Amerika Serikat bukanlah pelaku teror atau pembuat onar, dijelaskan Trump.

"Mereka cuma mau kedamaian, tak ingin perang. Mereka tak terlibat dalam teror dan semua hal yang terjadi. Mereka orang baik. Saya tak tahu di mana mereka, tapi muslim untuk Trump. Jika Anda ingin berdiri di samping saya karena ini sangat luar biasa. Terima kasih, terima kasih," ujar Trump.

Editorial Team