Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR, Benny K Harman, mengatakan pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo, adalah contoh nyata telah terjadi penyalahgunaan kewenangan luar biasa di tubuh kepolisian. Situasi itu diperparah minimnya pengawasan dari luar instansi kepolisian.
"Makanya, bisnis ilegal di tubuh kepolisian marak. Institusi kepolisian menjadi bagian dari kerajaan politik pemerintahan. Ini yang menurut saya yang bikin rusak lembaga ini," ungkap Benny dalam diskusi bertema Membangun Pengawasan Demokratis Polri dikutip dari YouTube Public Virtue, Kamis, 1 September 2022.
Benny juga menyebut cawe-cawe kepolisian dalam hal pemilu terlihat ketika Satgas Khusus Merah Putih (Satgassus Merah Putih), dimanfaatkan untuk menyukseskan capres tertentu. Satgassus Merah Putih sempat dipimpin Ferdy Sambo.
"Satgassus Merah Putih kan satgas yang dipakai untuk menyukseskan capres tertentu. Rusak negara kita," kata dia.
Satgassus yang seharusnya bersifat sementara itu terdiri dari personel kepolisian dari lintas divisi. Mereka diminta menangani beragam kasus tindak pidana yang menjadi atensi pimpinan di Polri. Satgassus dibentuk sejak 2017, ketika Polri dipimpin Tito Karnavian.
Maka, politikus Partai Demokrat itu merasa seolah mendapat 'berkah' dari kasus Ferdy Sambo. "Karena ini semua, termasuk Satgassus ikut terbongkar," tutur Benny.
Kini, kata Benny, publik tinggal menunjukkan perlawanan yang konsisten terhadap pihak-pihak yang ingin membiarkan penyalahgunaan kewenangan di Polri tetap terjadi. Sering kali, perlawanan publik itu dibalas serangan-serangan siber.
Lalu, apa respons Benny Harman terkait sikap anggota Komisi III DPR yang cenderung diam ketika kasus Fery Sambo bergulir?