Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali merilis bertambahnya jumlah korban meninggal akibat gempa 7 Skala Richter (SR) yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8).
Tambahan korban meninggal tersebut berasal dari wisatawan domestik yang sedang berlibur di Pulau Gili Trawangan. Korban meninggal lantaran tertimpa reruntuhan bangunan.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan telah berhasil mengevakuasi lima wisatawan yang menjadi korban meninggal akibat gempa dahsyat tersebut.
“Tujuh orang wisatawan domestik meninggal dunia di Gili Trawangan kami masih melakukan pengecekan. Lima sudah dievakuasi dari reruntuhan, dua belum," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8).
Tujuh korban yang merupakan wisatawan domestik itu hingga kini belum diketahui identitasnya. Menurut Sutopo, hingga saat ini belum ada laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Kami mengeluarkan data yang sudah terindentifikasi. Tujuh itu diluar yang 91 tadi, tapi kami masih melakukan pengecekan karena datanya belum disampaikan ke posko,” terangnya.
Hingga saat ini Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) masih terus melakukan evakuasi kepada korban selamat yang masih berada di pulau Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
Sekitar 600 turis, baik lokal maupun asing, dikatakan Sutopo masih berada di sana dan sedang menanti pertolongan Tim SAR untuk segera dievakuasi ke luar pulau tersebut.
Sebelumnya, BNPB mencatat ada 91 orang korban meninggal dunia akibat gempa 7 SR yang melanda Lombok, NTB. Seluruh korban rata-rata meninggal dunia akibat tidak bisa menyelamatkan diri sehingga tertimbun puing-puing bangunan tempat tinggal mereka.