Jakarta, IDN Times - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, mengklarifikasi soal ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta yang mengeluh sakit perut atau diare usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis. Ia mengatakan, adanya 426 siswa yang terkena diare bukan data yang bersumber dari fasilitas kesehatan melainkan kuisioner yang diisi oleh pihak sekolah. Ia menggarisbawahi tidak ada siswa yang dilarikan ke fasilitas kesehatan meski keracunan menu MBG.
"Angka itu diperoleh berdasarkan kuisioner, tidak ada (siswa) yang tergeletak di puskesmas," ujar Nanik ketika dihubungi IDN Times, Jumat (24/10/2025).
Ia menambahkan, 972 siswa di SMAN 1 Yogyakarta diminta untuk mengisi kuisioner dan mencari tahu siapa saja yang mengeluhkan sakit perut usai menyantap MBG. Ternyata dari 972 siswa itu, ada 426 siswa yang mengeluh sakit perut.
"Itulah yang dianggap terkena keracunan (MBG). Tapi, dari 426 siswa itu tidak ada yang dilarikan ke puskesmas. Saya sudah cek ke Kementerian Kesehatan, tidak ada data dari (keracunan) di Yogyakarta," tutur dia.
Berdasarkan peraturan presiden mengenai tata kelola MBG, Kemenkes diberi kewenangan untuk mendata korban keracunan massal. Meskipun data tersebut ikut dibagikan ke BGN.
"Tapi, sesuai perpres, yang mengumumkan ke publik Kemenkes karena mereka terkoneksi ke seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia," katanya.
