Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wamenkes Benny Beberkan Penyebab Banyaknya Kasus Keracunan MBG

WhatsApp Image 2025-10-17 at 18.34.35 (1).jpeg
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wamenkes Benjamin Paulus Octavianus dan Dante Saksono Harbuwono dalam Temu Media di Gedung Kemenkes, Jumat (17/10/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Ada 10.700 SPPG beroperasi
  • Lonjakan jumlah SPPG jadi tantangan baru
  • Kemenkes bentuk SOP
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus atau akrab disapa Benny angkat bicara soal meningkatnya kasus keracunan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pria yang akrab disapa Benny ini mengakui, lonjakan kasus tersebut menjadi perhatian serius pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto yang langsung memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk turun tangan.

“Kenapa terjadi masalah? Saya tanya, karena saya sendiri diperintahkan Presiden melalui Pak Menteri Kesehatan. Jadi kami setiap hari laporan ke Pak Menkes. Tiap pagi sebelum jam 6, saya sudah komunikasi dengan Prof Dadan untuk melaporkan perkembangan di lapangan,” ujar Benny dalam Temu Media di Gedung Kemenkes, Jumat (17/10/2025).

1. Ada 10.700 SPPG beroperasi

WhatsApp Image 2025-10-01 at 14.03.45 (1).jpeg
Kondisi SPPG Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Benny menjelaskan, peningkatan kasus keracunan terjadi seiring dengan pesatnya ekspansi jumlah Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) yang melayani program MBG.

“Dari 2.000 SPPG, satu SPPG melayani sekitar 3.000 sampai 3.500 orang. Dalam enam minggu, jumlahnya naik menjadi 7.000 SPPG, dan sekarang sudah 10.700 lebih,” ungkapnya.

2. Lonjakan jumlah SPPG jadi tantangan baru

IMG-20250611-WA0022.jpg
Ibu-ibu petugas SPPG Semarang Timur menyiapkan masakan untuk pelaksanaan MBG. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dengan jumlah tersebut, lanjut Benny, program MBG kini melayani lebih dari 35 juta penerima manfaat. Namun, lonjakan cepat itu juga membawa tantangan baru, terutama dalam pengawasan mutu dan higienitas makanan.

“Kalau SPPG baru buka terus langsung kasih makan 3.000 orang, padahal belum punya pengalaman mengelola katering, bisa kacau. Ada yang hanya nafsu saja,' kata Benny

3. Kemenkes bentuk SOP

SPPG Tambolaka ini kita memanfaatkan petani lokal, peternak, dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk program MBG. (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)
SPPG Tambolaka ini kita memanfaatkan petani lokal, peternak, dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk program MBG. (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Untuk mencegah kasus serupa, Kementerian Kesehatan kini sedang menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang lebih ketat. Benny mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) agar di setiap SPPG ditambahkan tenaga ahli kesehatan lingkungan, selain tenaga manajemen, ahli gizi, dan ahli keuangan yang sudah ada sebelumnya.

“Saya minta harus ditambah satu lagi: ahli kesehatan lingkungan. Supaya air bersih, sanitasi, dan bahan makanan bisa dijaga. Jangan sampai seperti kemarin, ada ayam setengah busuk tapi tetap dimasak karena kurang quality control,” tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in News

See More

CPNS 2026, Menpan RB Buka Peluang Prioritaskan Peserta Magang Nasional

19 Okt 2025, 12:47 WIBNews