Bicara di Depan Seribu Millennials, Jokowi Investasi 5 Startup

Usai mendengarkan cerita kelima pemuda itu, Jokowi menyatakan diri bersedia menjadi investor mereka. Namun, Presiden berpesan agar kelima muda itu tidak melihat jumlah investasi yang ditanamkan mantan pengusaha furniture itu, melainkan brand value yang besar potensinya manakala Presiden memberikan endorsement terhadap setiap produk yang dihasilkan wirausahawan muda tersebut.

"Kalau saya investasi ke Akbar misalnya, ya pasti saya endorse produk yang keluar dari sini," kata Jokowi.

Presiden sempat berkelakar jika ingin meminta endorsement dari dirinya, kelima startup tersebut harus membayar.

"Ya, boleh kalau bisa bayar saya, masa gratis, saya ini businessman," kata dia, yang disambut tawa para hadirin.

Jokowi juga sempat memuji rintisan bisnis yang ditekuni salah satu startup, Fatimah Afranolema Atma, yang menjual perlengkapan jenazah.

"Nah, ini produk yang pasarnya pasti tapi orang tidak melirik. Saya pernah ekspor peti mati ke Eropa orang, senang tapi lama-lama hilang apa orang yang mati itu berkurang atau bagaimana. Yang jelas kalau kita bergerak di sini kompetitornya sedikit," kata Afra.

Saat dikonfirmasi mengenai rencana investasi Presiden, Menkominfo Rudiantara mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti arahan Jokowi kepada kelima startup yang beruntung, melalui program yang ada di kementeriannya.

Jokowi menyebut peluang yang bisa diraih di bidang ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai 130 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dalam lima tahun ke depan.

"Ke depan digital economy memberikan kesempatan ke anak muda. Lima tahun ke depan ada peluang 130 miliar dolar AS di negara kita," Presiden menandaskan.

Sementara, kelima startup muda itu yakni Aldi Aldinar, Muhammad Ardian, Fatimah Afranolema Atma, Muhammad Akbar Slamet, dan Nisrina Khotimah.

Aldi Aldinar memulai bisnis daring pakaian muslim di marketplace sejak setahun lalu, dengan omzet saat ini sekitar Rp 1 juta. Sementara, Ardian yang masih duduk di bangku SMA N 3 Bandung sejak akhir Ramadhan tahun ini, memulai usaha menjual sorban secara daring.

"Brand saya sorban mulai akhir bulan puasa, hari pertama di-posting di Instagram langsung ada yang beli sampai sekarang, bulan lalu sudah sampai Rp 2,5 juta per bulan. Kira-kira sebulan 70 sorban," kata Ardian.

Sedangkan, Akbar yang kuliah di ITB mengembangkan bisnis dengan memberdayakan dua pembuat sandal di Cibaduyut dengan omzet Rp 3 juta per bulan.

Selanjutnya, siswa SMA 1 Bandung Fatimah Afranolema Atma yang berbisnis daring tas (sling bag), dan membantu memasarkan usaha jualan paket perlengkapan jenazah orangtuanya secara online.

Startup terakhir yakni siswa SMA 1 Bandung Nisrina Khotimah yang menjual kue di lapak depan rumahnya.