Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya sedang memberikan arahaan kepada Kepala Daerah di acara Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) (Puspen Kemendagri)
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya sedang memberikan arahaan kepada Kepala Daerah di acara Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) (Puspen Kemendagri)

Intinya sih...

  • Program Strategis Nasional menjadi fokus utama kepala daerah

  • Kolaborasi antar-daerah untuk keberlanjutan program

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, meminta kepala daerah untuk mengawal program strategis nasional Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Program-program tersebut mencakup Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat (SR), serta Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih.

Hal ini disampaikan Bima saat memberi arahan kepada 25 kepala daerah peserta Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) Tahun 2025 di Lemhannas, Jakarta, Rabu (5/11/2025).

"Ini adalah babak baru pengelolaan pemerintahan, cara baru pengelolaan pemerintahan," kata Bima, dikutip dari siaran pers.

1. TIga program strategis nasional yang jadi fokus utama kepala daerah

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Pertama 19 di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (01/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Bima Arya mengatakan, pelaksanaan program-program prioritas nasional ini menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan pemerintahan. Dia meyakini, era ini akan menemukan sebuah keseimbangan baru dalam tata kelola.

Dalam arahannya, Bima Arya secara spesifik menyebut tiga Program Strategis Nasional (PSN) yang harus menjadi fokus utama kepala daerah, yaitu Makan Bergizi Gratis untuk meningkatkan kualitas gizi anak bangsa, Sekolah Rakyat yang ditujukan untuk memperluas akses dan pemerataan pendidikan, dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yaitu upaya untuk memperkuat pondasi ekonomi di tingkat grassroots melalui koperasi.

Ketiga program ini menjadi tulang punggung visi pemerintahan dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan.


2. Kolaborasi antardaerah untuk keberlanjutan

Proses penyajian menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Pakri Palembang (IDN Times/Rangga Er

Bima tidak hanya meminta pengawasan, tetapi secara khusus mendorong kolaborasi antardaerah. Dia memberikan contoh konkret di mana satu daerah dapat memasok bahan baku olahan untuk dapur program Makan Bergizi Gratis di daerah tetangganya. Pendekatan ini dinilai akan menciptakan rantai pasok lokal, menggerakkan ekonomi daerah, dan sekaligus menjamin keberlanjutan program.

"Dengan demikian, akan tercipta sinergi dan keberlanjutan program yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," ujar Bima.

Kolaborasi program tersebut tidak hanya terbatas pada program nasional, tetapi juga pada program lain seperti permasalahan pengelolaan sampah, sistem transportasi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Solusi yang ditawarkan untuk masalah perkotaan dan pemerataan pembangunan adalah dengan menyambut baik rencana pembentukan Dewan Aglomerasi yang bakal ditetapkan langsung oleh Presiden Prabowo. Bima mengaku optimistis dengan langkah ini, yang terinspirasi dari kesuksesan China karena diyakini akan memacu pemerataan pembangunan di seluruh daerah secara lebih komprehensif dan terstruktur.

3. Melihat program daerah lain sebagai inspirasi

ilustrasi mengelola sampah (freepik.com/freepik)

Di sisi lain, Bima mendorong kepala daerah untuk secara aktif saling belajar dan meniru keberhasilan daerah lain. Dia pun membagikan pengalaman pribadinya saat menjabat Wali Kota Bogor.

"Saya gak malu mengakui ketika di Bogor, saya menjiplak seribu persen program Ibu Risma dalam mengelola sampah," kata dia.

Strategi yang diadopsi dari mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tersebut terbukti berhasil membawa Kota Bogor meraih Piala Adipura.

Melalui contoh tersebut, Bima berharap para kepala daerah terus mengasah kemampuan kepemimpinan. Ia menggunakan analogi dengan menyebut para kepala daerah sebagai konduktor di orkestra kota masing-masing.

“Memang sering kali ini (persoalan) jam terbang. Lama-lama bapak-ibu akan tahu, irama mana yang harus dimatikan, irama mana harus dibunyikan," ucap dia.


Editorial Team