Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi oleh Rappler Indonesia

Oleh Adelia Putri dan Bisma Aditya

JAKARTA, Indonesia — Kedua penulis kolom baru Rappler, Bincang Mantan, adalah antitesa pepatah yang mengatakan kalau sepasang bekas kekasih tidak bisa menjadi teman baik. Di kolom ini, Adelia dan Bisma akan berbagi pendapat mengenai hal-hal acak, mulai dari hubungan pria-wanita hingga (mungkin) masalah serius

Bisma: Salah jika kita mengasosiasikan 'gaul' dengan 'harga'

Belakangan ini sedang ramai di medsos semacam infografis dengan judul Biaya Jadi Anak Gaul Jakarta, yang menurut saya sangat tidak sesuai dengan kenyataannya.

Di infografis dibilangnya sneakers dan jam tangan anak gaul harganya Rp 1 juta. Mohon maaf nih, di mana toko yang jual sepatu dan jam 'hits' dengan harga sejutaan? Saya mau!

Bukannya sombong, tapi untuk anak Jakarta di sekitar saya (saya berprofesi sebagai konsultan hukum), orang dengan gaya seharga yang tercantum di infografis itu tuh biasa aja. Buat orang di sekitar saya mungkin sepatu dengan harga di atas Rp 10 juta dan jam di atasRp 50 juta yang dibilang 'hits'dan memang banyak teman saya yang pakai barang-barang itu.

Lain lagi buat kalangan pengacara kondang macam Hotman Paris, buat mereka sepatu di atas Rp 10 juta mungkin dipakai buat ambil air wudhu dan jam Rp 50 juta cuma dipakai untuk kerja bakti memberantas jentik nyamuk ke selokan kali ya?

Soalnya barang yang mereka pakai konon katanya sepatu dan jamnya senilai mobil LCGC. Entah butuh pricetag berapa yang disematkan di suatu barang untuk bisa dibilang 'hits' sama mereka.

Tapi untuk orang-orang kebanyakan di Indonesia, barangkali memang info biaya di infografis itu terbilang wah ya, karena tidak dapat dipungkiri memang rata-rata pendapatan orang Indonesia belum setinggi itu. Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia pun belum sampai Rp 4 juta, jadilah untuk sebagian besar orang Indonesia, untuk menghabiskan aksesoris dengan harga sejuta sudah sangat berat.

Barang seharga Rp 1 juta untuk sebagian orang mungkin sudah dianggap mewah dan membuatnya ditasbihkan sebagai anak gaul, tapi tidak di sebagian orang lainnya. Ini semua karena jika kita bicara angka, memang tidak akan ada habisnya.

Manusia adalah makhluk sosial yang memang pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk bergaul dengan sesamanya. Tapi jika predikat 'gaul' sendiri selalu terikat dengan variabel berupa 'harga', tidak akan ada orang yang betul-betul dianggap gaul karena selalu ada yang lebih dari yang kita miliki (kecuali kalau kamu anaknya Jeff Bezos. Udah mentok).

Menurut saya salah banget lho untuk mengasosiasikan 'gaul' dengan 'harga' karena untuk bisa bergaul dengan baik, kita tidak perlu biaya banyak kok.

Jika yang kita maksud dengan 'anak gaul' adalah orang yang sociable, apapun yang dia kenakan tidak akan ada pengaruhnya. Mau pakai barang enggak bermerek semua pun asal dia ramah sama semua orang, tulus, jujur, dan loyal sama teman, sebetulnya dia adalah orang yang sociable dan bisa dianggap anak gaul kan?

Lain kalau seseorang pakai barang-barang super mewah tapi kerjaannya cuma nyombongin harta, bragging, makan temen, dan berbagai sifat ahli neraka lainnya, apakah yang begitu yang dianggap anak gaul? I don’t think so.

Menurut saya ada pemahaman yang kurang tepat di masyarakat saat ini yang mengasosiasikan semuanya dengan uang. Kebiasaan macam ini yang membuat semua orang orientasinya ya uang. Jadi lah korupsi dimana-mana, depresi, tidak puas dengan apa yang dimiliki, ini semua karena seakan uang memang segala-galanya.

Pemahaman ini yang harus diputar balik sedemikian rupa, sehingga semua orang paham bahwa uang bukan segala-galanya.

Tidak usah malu dan minder karena orang lain memakai barang-barang yang lebih mahal dari yang kita pakai, tapi malu lah kalau kamu tidak sebaik orang lain. Tidak seramah orang lain. Tidak sejujur orang lain.

Bayangin deh kalau variabel yang seakan terikat dengan 'anak gaul' diganti dari 'harga barang' jadi 'akhlak mulia'. Dijamin deh, Indonesia akan damai sejahtera.

Adelia: Biaya eksis di Jakarta itu mahal, tapi bisa dikondisikan

Editorial Team

Tonton lebih seru di