Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Persiapan BNPB untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di area Jadebotabek. (Dokumentasi BNPB)

Intinya sih...

  • BNPB mulai operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi intensitas hujan di Bekasi dan Jakarta yang terendam banjir.

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada Selasa (4/3/2025) untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jadebotabek. Hal itu lantaran Bekasi per hari ini lumpuh lantaran delapan dari 12 kecamatan terendam banjir. Selain itu, sebagian wilayah Jakarta juga terendam banjir. 

"OMC menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B, nomor registrasi PK-SNP. Penyemaian bahan baku berupa garam (NaCl) diharapkan dapat dilakukan di area target," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari seperti dikutip dari keterangan tertulis hari ini. 

Operasi modifikasi cuaca dilakukan dalam tiga sorti. Sorti pertama dimulai pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB. 

"Sorti kedua, pukul 17.30 WIB hingga 19.30 WIB dan sorti terakhir pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Penyemaian 1 ton NaCl setiap sorti akan dilakukan pada ketinggian 8.000-11.000 kaki," tutur dia. 

1. BNPB berharap OMC dapat mengalihkan potensi hujan di wilayah Jadebotabek ke wilayah lain

Persiapan BNPB untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di area Jadebotabek. (Dokumentasi BNPB)

Abdul mengatakan, OMC yang dilakukan oleh BNPB diharapkan bisa mengalihkan potensi hujan di wilayah Jadebotabek yang terdampak banjir ke area lain yang lebih aman.

"OMC itu diharapkan dapat menurunkan intensitas hujan dan dampak bencana yang lebih besar," tutur dia. 

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, operasi tersebut akan berlangsung menyesuaikan dengan prediksi cuaca yang telah ditetapkan. Namun, saat ini OMC dilakukan selama lima hari. 

"Saat ini kami mulai dari tanggal 4-8 Maret 2025, mengingat produksi curah hujan masih cukup tinggi," kata Suharyanto. 

2. Kepala BNPB komitmen terus prioritaskan keselamatan masyarakat

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memberi pengarahan di Posko Tanggap Darurat Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). (Dokumentasi BNPB)

Ia menambahkan, berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi hujan masih tetap tinggi hingga Maret 2025.

"Maka, kami akan dukung OMC untuk mengurangi intensitas hujan di sekitar Jawa Barat," kata Suharyanto. 

Ia menegaskan, BNPB berkomitmen untuk terus memprioritaskan keselamatan masyarakat dan memberi pendampingan kepada pemerintah daerah dalam situasi tanggap darurat hingga ke transisi pemulihan. Hal itu diwujudkan lewat dukungan peralatan dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak sudah dipenuhi dengan optimal. 

3. Bekasi jadi wilayah paling terdampak banjir kiriman

Banjir di Bekasi (IDN Times/Fahrul Razi)

Sementara, menurut informasi yang diterima oleh Gubernur DKI Jakarta, banjir yang merendam sebagian Ibu Kota merupakan kiriman dari Bogor. Sebab, intensitas hujan di sana tergolong tinggi. 

Namun, area yang paling terdampak dari banjir kiriman itu adalah Bekasi. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto bahkan menyebut Bekasi pada hari ini lumpuh. Itu karena delapan dari 12 kecamatan terendam banjir. 

"Dan hari ini Kota Bekasi lumpuh sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan. Itu sudah mulai masuk air, keluar karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa," ujar Tri dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek pada Selasa (4/3). 

Tri menjelaskan, daerah yang terdampak paling parah berada di sepanjang Sungai Bekasi, utamanya yang merupakan pertemuan antara Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ia  mengatakan, banjir di Bekasi kali ini terparah sejak 2016 dan 2020.

"Sehingga memang ketinggian air itu lebih dari 8 meter, sehingga memang kondisi yang ada adalah kemudian melimpas dari tanggul-tanggul yang memang sudah dibangun oleh BWSCC (Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane)sampai tahun lalu," tutur dia. 

Editorial Team