Menag Nasaruddin Umar saat jumpa pers usai evaluasi haji 2025 di Tangerang, Banten, Senin (28/7/2025). (Dok. Kemenag)
Dalam kesempatan itu, Menag mengingatkan guru agar jangan seperti pedagang, yang berorientasi mencari uang. Seorang guru harus berorientasi bisa memintarkan murid-muridnya.
"Banggalah menjadi seorang guru, teman-teman sekalian. Jangan minder ya. Menjadi seorang guru itu mulai sekali, halalan tayaiban, ya, rezkinya, insyaallah," kata dia.
"Maka itu jangan ikut-ikutan para pedagang, emang tujuannya mencari uang. Sedangkan guru itu tujuannya mulia. Bagaimana memintarkan anak orang, itu tujuannya, bukan cari uang. Kalau mau cari uang jangan jadi guru, jadi pedaganglah," sambungnya.
Menag menegaskan guru adalah pekerjaan yang paling mulia, memintarkan orang lain, sehingga bisa menjadi amal jariyah yang lebih baik ketimbang amal lainnya.
"Tetapi insyaallah pekerjaan yang paling mulia itu memintarkan orang yang bodoh, itu amal jariyah. Lebih kuat amal jariyahnya ketimbang pedagang membangun masjid. Seorang guru itu harus suci di langit dan suci di bumi," kata dia.
Memang, kata Menag, menjadi seorang guru tidaklah mudah. Karena itu, penting bagi seorang guru meniatkan mengabdi dan beribadah karena Allah Subhanallahuwatalaa. "Kalau tidak kuat lebih baik serahkan mandatnya, aku gak sanggup bapak. Maka itu, guru betul-betul melalui proses pemberkahan, tabaruk terhadap muridnya."
"Inilah yang saya harapkan kepada saudara-saudara sekalian. Jadilah guru, dan menjadi seorang guru itu suci, bapak ibu, teman-teman, tidak gampang. Sebelum orang lain masuk surga, maka guru harus masuk surga terlebih dahulu. Makanya profesi yang paling bagus adalah guru atau dosen," imbuh Menag, yang disambut tepuk tangan hadirin.