Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi oleh Rappler Indonesia

JAKARTA, Indonesia — Hari ini, 23 April, setiap tahunnya diperingati sebagai World Book Day atau Hari Buku Sedunia. Peringatan Hari Buku Sedunia pertama kali diinisiasi oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak 23 April 1995.

Dan untuk memperingati Hari Buku Dunia hari ini, Rappler membagikan beberapa judul buku yang kami rasa sedikit banyak mengubah hidup kami masing-masing dengan cara yang unik dan personal tentunya.

Apa saja buku-buku tersebut? Simak di bawah ini.

Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer

Menurut pandangan Idy Subandi Ibrahim, sang penulis, lanskap budaya yang ada di Indonesia terdiri dari media dan budaya populer. Hal ini dipraktikkan, disebarluaskan dan diresapi melalui pemberitaan media. Contohnya, maraknya penggunaan iklan, sinetron, infotainment, film, berita dan bahkan sebuah isi dari foto dan caption yang diunggah di media sosial. Tak heran jika produk media inilah yang mendefinisikan budaya masyarakat Indonesia dalam kesehariannya.

Mencairnya identitas masyarakat Indonesia diawali dari keruntuhan Orde Baru dan semakin merebaknya kebebasan berpendapat atau demokrasi yang sesungguhnya. Tetapi kemudian, hal itu malah menjadi bumerang bagi pengguna media karena adanya setiran dalam menyikapi maupun menyampaikan isi: baik melalui korporasi media besar sebagai penyuara mayoritas, algoritma dalam media sosial maupun bergantung pada besaran nominal dalam sebuah tulisan.

Paling tidak, buku ini bisa mengkomunikasikan bagaimana saya harus memandang terhadap media sehingga bisa memilih dan memilah mana yang layak dikonsumsi atau tidak serta bagaimana menyikapinya. (Dhion Gumilang, Program Officer)

Harry Potter

Meski terdengar klise, rangkaian buku Harry Potter yang ditulis J.K Rowling ini mungkin layak jadi buku yang mengubah hidup saya. Setidaknya di masa transisi dari remaja ke (sedikit) dewasa. Ketika buku pertamanya dirilis, dunia imajinasi saya seperti terbuka lebar. Kata demi kata di buku ini sukses 'menyihir' saya. 

Harry Potter memberi saya makna baru dalam menjalani hidup. Buku ini seperti salah satu fondasi di antara banyak fondasi penting lainnya dalam perjalanan hidup saya. Saya jadi percaya pada kekuatan mimpi dan imajinasi. Harry Potter meyakinkan saya bahwa saya tidak pernah benar-benar 'sendiri' dalam menjalani hidup ini.  

Buku ini juga yang memberi saya mimpi dan harapan bahwa satu  hari nanti pun, saya bisa jadi penulis dan story teller yang baik. (Yetta Tondang, Features Editor)

Taiko

Taiko karya Eiji Yoshikawa ialah salah satu buku yang cukup mempengaruhi hidup saya. Berlatar situasi feodal di Jepang menjelang abad ke-16, buku ini mengisahkan perjuangan seorang anak petani bernama Hideyoshi, mulai dari petualangannya sebagai penjual jarum, menjadi pembawa sandal penguasa Owari Oda Nobunaga, hingga naik kelas menjadi penguasa politik dan militer Jepang bergerlar Taiko. 

Dari perjalanan hidup Hideyoshi, kita bisa mempelajari sikap jujur, loyalitas, kerja keras, pantang menyerah, dan semangat belajar yang tak putus-putus meskipun tanpa ‘bekal’ status sosial dan harta. Bagi mereka yang bergelut di dunia politik, buku ini juga bisa menjadi referensi atau inspirasi dalam bersikap, khususnya terkait bagaimana menyelesaikan persoalan kompleks tanpa harus menempuh jalan kekerasan. (Christian Simbolon, News Editor)

Travelers Tale: Belok Kanan Barcelona

Novel ini adalah karya kolaborasi dari empat orang penulis, Adhitya Mulya, Ninit Yunita, Alaya Setya, dan Iman Hidajat. Ceritanya berkisah tentang empat orang sahabat saat SMA yang saling jatuh cinta tapi tidak pernah tersampaikan. Hingga akhirnya saat dewasa, takdir mempertemukan kembali mereka di berbagai belahan dunia dan memberi kesempatan untuk mendapatkan jawaban yang selama ini mereka cari.

Ada dua alasan utama mengapa buku ini mengubah hidup saya. Pertama, buku ini sedikit banyak mengawali keinginan saya untuk mulai traveling saat kuliahdan yang kedua, buku ini seperti terus mengingatkan saya bahwa setiap orang punya jalan masing-masing untuk menuju satu tujuan.

Keempat tokoh dalam novel ini diceritakan memiliki karier masing-masing, di berbagai tempat di dunia. Dengan sifat, keterbatasan, dan kondisi setiap tokoh yang sangat berbeda, memberikan perspektif yang cukup luas tentang persahabatan, cinta, karier, dan pencarian jati diri. (Sakinah Ummu Haniy, Multimedia Reporter)

—Rappler.com

Editorial Team