Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekolah Taruna Papua (Dok. Istimewa/Robi Alfarobi)

Jakarta, IDN Times - Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap mengatakan, seluruh anak-anak Papua yang pernah merantau di seluruh Indonesia, pasti pernah mengalami tindakan rasisme. Namun mereka semua dinilai bisa menanggapinya dengan baik, hingga masalah juga terselesaikan dengan baik.

"Saya selalu katakan bahwa mau belajar tentang toleransi keberagaman maupun kebhinekaan, belajarlah di Papua, dan Papua lah Indonesia mini itu,'' kata Herry dalam webinar Kompas TV bertajuk Papua Dalam Keberagaman Indonesia, Senin (16/5) malam.

1. Menolak rasisme tapi tidak dengan cara anarkis

Massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua Sejawa-Bali melakukan aksi unjuk rasa damai di Depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/8/2019). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Herry menjelaskan, ketika terjadi peristiwa rasisme di Surabaya, Jawa Timur, pada 2019, persoalan rasisme itu menjadi persoalan global di seluruh masyarakat. Sehingga, ketika masalah itu muncul, ada kelompok masyarakat yang tampil untuk menyuarakan aspirasi mereka.

"Kami tidak setuju, kami menolak rasisme, tetapi tidak dengan cara-cara yang anarkis. Begitu pula dengan beberapa mahasiswa di Makassar, Manado, Jogja, dan di Jawa lainnya. Saya menjunjungi mereka dan memberikan pemahaman bahwa ya kita menolak rasisme, tapi kita menyikapinya lebih positif dan lebih elegan," kata dia.

2. Bangsa Indonesia akan utuh ketika Papua dilihat sebagai bagian dari NKRI

Editorial Team

Tonton lebih seru di