Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-01 at 14.03.13.jpeg
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengunjungi SPPG Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Dapur SPPG jaga kualitas Ia menekankan agar dapur-dapur SPPG disiplin menjaga kualitas sajian dan tidak memanfaatkan celah yang bisa merugikan konsumen.

  • MBG harus berkembang jadi ekosistem Program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus berkembang menjadi ekosistem pemberdayaan masyarakat, dari penyediaan bahan baku hingga pengelolaan dapur.

  • Bisa jadi percontohan Cak Imin puas dengan dapur SPPG di Kupang, mengaku kinerja para pengelola layak dijadikan contoh untuk semua.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menilai keberadaan Sekolah Pemberi Pangan Bergizi (SPPG) sebagai langkah cepat pemerintah dalam memastikan gizi anak.

Menurutnya, program ini bukan hanya mengatasi masalah gizi buruk dan stunting, tetapi juga mencegah anak-anak terjerat ketergantungan pada makanan instan dan camilan tinggi MSG.

“SPPG ini luar biasa bagus, ya manfaatnya untuk anak-anak kita, terutama anak-anak SD dan balita. Saya sangat berharap makan bergizi gratis ini bisa mengatasi gizi buruk sekaligus meningkatkan kualitas makanan. Jangan sampai justru saingannya adalah snack-snack penuh micin,” kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini di Kupang, Rabu (1/10/2025).

1. Dapur SPPG jaga kualitas

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengunjungi SPPG Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Ia menekankan agar dapur-dapur SPPG disiplin menjaga kualitas sajian dan tidak memanfaatkan celah yang bisa merugikan konsumen.

“Ketergantungan pada makanan instan yang penuh MSG harus dikurangi. Itu bisa merusak selera makan anak-anak. SPPG harus jadi solusi, bukan malah ikut-ikutan jadi sumber micin,” tegasnya.

2. MBG harus berkembang jadi ekosistem

Kondisi SPPG Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Cak Imin menambahkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus berkembang menjadi ekosistem pemberdayaan masyarakat. Mulai dari penyediaan bahan baku oleh petani dan UMKM lokal hingga pengelolaan dapur yang sehat dan profesional.

“Kita ingin MBG ini jadi gerakan penanggulangan stunting sekaligus meningkatkan kualitas gizi anak. Masyarakat harus ikut terlibat, produktif, dan menjadi bagian dari rantai pasokannya,” bebernya.

3. Bisa jadi percontohan

Kondisi SPPG Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/IDN Times Dini Suciatiningrum)

Dalam kunjungannya, Cak Imin mengaku puas dengan dapur SPPG di Kupang. Menurutnya, kinerja para pengelola, mulai dari kepala dapur hingga tenaga dapur, layak dijadikan contoh.

“Dapur SPPG di sini sangat membanggakan. Semua pekerja senang, siswa penerima senang, kepala dapur juga senang. Harusnya semua mencontoh cara kerja di sini,” ujarnya.

Editorial Team