Cak Imin: SPPG Ngawur Ditutup, MBG Jalan Terus

- Cak Imin mengatakan MBG sejatinya memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengatasi persoalan stunting.
- MBG juga merupakan program nyata untuk menerangi anak-anak yang menyukai kudapan berpenyedap rasa monosodium glutamat (MSG) atau micin.
Kupang, IDN Times - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menegaskan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melanggar peraturan bakal ditutup.
Pria yang disapa Cak Imin ini mengatakan, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang jadi program unggulan Presiden Prabowo harus terus berjalan.
"Makan Bergizi Gratis diteruskan dengan sungguh-sungguh. Evaluasi yang kurang, ditutup (SPPG) yang melanggar, yang juga tidak sesuai dengan standar operasinya juga harus diarahkan, dikasih sanksi kepada yang ngawur," ujar Cak Imin usai meninjau Sekolah Rakyat Menengah Pertama 19 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/10/2025).
1. MBG punya banyak manfaat

Cak Imin mengatakan, MBG sejatinya memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga mengatasi persoalan stunting.
"Ini bukan saja dibutuhkan untuk meningkatkan mutu, kualitas sumber daya manusia kita, tapi juga mengatasi stunting yang masih berjalan di mana-mana. Mengingat, angka penderita stunting se-Tanah Air terbilang masih tinggi," kata dia.
2. MBG perangi anak makan micin

Selain itu, lanjut Cak Imin, MBG juga merupakan program nyata untuk mengurangi anak-anak yang menyukai kudapan berpenyedap rasa monosodium glutamat (MSG) atau micin.
"MBG ini program yang juga sangat nyata, kita menghadapi racun micin, penyedap rasa, MSG. Mulai dari snack-snack sampai makanan padat yang banyak merusak selera makanan anak-anak kita. Itu juga menjadi agenda agar MPG mengarah ke sana," kata dia.
3. Sebanyak 6.457 siswa jadi korban keracunan MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat ada 6.457 siswa yang menjadi korban keracunan menu MBG. Data itu tercatat pada periode 6 Januari hingga 30 September 2025.
Kasus keracunan MBG ini termasuk yang terjadi di Pasar Rebo, Jakarta Timur dan Kabupaten Kadungora, Garut, beberapa waktu lalu.
"Kasus terakhir yang terjadi di sekolah di Pasar Rebo dan Kadungora. Kejadian di Kadungora merupakan kejadian yang tidak terduga karena sebetulnya SPPG memberikan makanan dua kali. Pertama, masak segar, lalu karena mau ada renovasi, mereka membagikan makanan untuk hari ini. Salah satu menu makanan yang dibagikan adalah susu," ujar Dadan memaparkan data kasus keracunan saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.