Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Manado (dok. PDIP)
Arifki menilai tikus yang identik sebagai simbol korupsi tak ada kaitannya dengan UU Ciptaker. Dia menegaskan, kritikan mahasiswa soal UU Ciptakerja sangat baik, namun yang perlu jadi sorotan bagaimana cara mengemas kritikan tersebut sehingga sesuai dengan aspirasi yang disuarakan.
"Artinya sebenarnya kritik itu sah-sah saja, tapi kan kalau kita lihatkan terkadang juga kritik pada konteksnya juga, kita lihat bukan itu substansi yang akan disuarakan, kecuali itu korupsi," kata dia saat dihubungi IDN Times, Kamis (23/3/2023).
Arifki menjelaskan, narasi visual yang dibuat BEM UI seharusnya lebih mengkritik soal siapa saja pihak di balik layar yang mengakibatkan terbitnya UU Ciptaker. Sehingga, kritikan yang diberikan sesuai dengan konteksnya dan dapat dengan mudah diingat masyarakat luas.
"Tapi isu soal protes UU Ciptaker ini, ruang-ruang yang diinginkan pemerintah dan DPR, kalau kita lihatnya dalam konteks kenapa keluar UU ini, siapa yang menyetujui. Di bagian itunya saya kurang," tutur dia.
Di sisi lain, Arifki menduga meme Puan berbadan tikus itu sebagai bagian dari rasa kecewa para mahasiswa atas sikap DPR karena mereka merasa tak dilibatkan dalam membahas UU Ciptaker.
"Mungkin saja bagian dari kritik, karena mungkin kelemahan uu ciptaker ini mungkin mahasiswa dan kelompok lainnya tidak dilibatkan dalam proses ini sehinggga beberapa demonstrasi gak ditanggapi. Mungkin ini menjadi bentuk kekesalan dari mahasiswa makanya menggunakan kritik seperti ini," ucap dia.