Cirebon, IDN Times – Kota Cirebon hingga kini masih memiliki angka stunting yang tinggi. Hal ini harus diwaspadai karena menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik dan otak anak, sehingga sangat mempengaruhi prestasi di sekolah dan produktivitas di masa depan. Untuk mencegah anak terlahir stunting, atau gagal tumbuh, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menghindari pernikahan dini. Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021 mengungkapkan angka prevalensi stunting di Kota Cirebon berada pada posisi 30,6% sedangkan Kabupaten Cirebon 26.5%. Angka ini masih jauh dari target presiden yaitu prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2024 turun menjadi 14%.
“Angka-angka ini sebetulnya pantulan dari perubahan pola perilaku, terutama dalam mencegah stunting. Salah satunya cegah atau tunda pernikahan dini. Itu penting sekali,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta.
Hal tersebut ia sampaikan dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Tunda Pernikahan Dini, Generasi Emas Menanti yang diselenggarakan di Cirebon, Jumat (24/6).