Cerita Ika Dewi, Srikandi Relawan COVID yang Rela Jadi Sopir Ambulans

Jakarta, IDN Times - Ika Dewi Maharani tidak pernah membayangkan terjun sebagai relawan sejak awal COVID-19 menyerang Tanah Air. Di saat banyak rekan perempuan melayani pasien di rumah sakit, perawat lulusan STIKES Hang Tuah Surabaya ini memilih mendaftar sebagai sopir ambulans. Ika pun menjadi satu-satunya sukarelawan medis perempuan yang bertugas sebagai sopir ambulans di bawah naungan Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Dalam perjalanannya, keinginan Ika untuk menjadi relawan sempat ditentang orang tua. Namun demikian, Ika tetap nekat untuk memantapkan pilihannya menjadi relawan. Saat itu, ia menjadi relawan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet sejak awal pandemik COVID-19 sampai dengan akhir 2020. Sejak awal 2021, ia kembali menjadi relawan di Rumah Sakit Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Sebagai tenaga kesehatan (saya) tidak bisa hanya diam saja. Saya berniat menolong dan melayani. Namun, dua kali juga orang tua tidak setuju apalagi tahun ini lebih parah karena ada varian Delta, tapi ini sudah panggilan hidup aku. Aku baru bilang mama saja setelah sampai Surabaya," paparnya dalam Youtube FMB9ID-IKP dikutip Minggu (22/8/2021).
1. Tantangan saat jadi sopir ambulans
Ika mengungkapkan, menjadi relawan sopir ambulans memang penuh tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya ruang gerak lantaran mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) Hazmat dan pelindung muka selama berjam-jam.
"Kondisi mobil ambulans ambulans yang belum dilengkapi power steering membuat setir mobil lebih berat. Jadi butuh tenaga ekstra untuk membawa mobil ambulans yang ukuranya juga cukup besar apalagi juga menggunakan hazmat," ceritanya.