Jakarta, IDN Times - Reka adegan pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J telah digelar pada Selasa (30/8/2022). Dari reka adegan terungkap, tersangka utama Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J usai dia bersimbah darah dan dalam posisi tertelungkup.
Reka adegan itu juga diperkuat dengan video animasi rekonstruksi yang diunggah oleh media resmi Polri.
Dalam video animasi itu, terlihat Brigadir J ikut satu mobil dengan Putri Candrawathi menuju ke rumah dinas di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Di mobil yang sama juga ada Kuat Ma'ruf dan Richard Eliezer atau Bharada E.
Mereka berlima turun dari mobil dan masuk ke rumah dinas sekitar pukul 17:06:54 pada Jumat (8/7/2022) lalu. Putri kemudian diantar masuk ke dalam kamar oleh sang asisten rumah tangga, Kuat.
Sementara, Richard naik ke lantai dua untuk menuju ke kamar Aide de Camp (ADC) atau ajudan. Ia juga hendak menutup pintu di balkon.
Di sisi lain, Bripka Ricky Rizal terlihat ada di garasi. Adapun Brigadir J berjalan menuju ke taman dan terlihat menelepon.
Sekitar pukul 17:09:27, mobil yang ditumpangi Irjen Pol Ferdy Sambo kemudian tiba di rumah dinas. Ajudan Sambo lainnya, Romer, turun terlebih dahulu dari mobil.
Mobil yang ditumpangi Sambo berhenti di tikungan jalan di depan rumah. Ketika Sambo turun dari mobil, senjata jenis HS-9 yang dibawanya terjatuh.
Romer langsung berlari hendak memungut senjata api tersebut. Namun Sambo melarangnya. Mantan Kadiv Propam Polri itu kemudian mengambil senjata tersebut dan memasukkannya ke dalam saku celana kanan.
Sambo lalu masuk ke dalam rumah dan tampak sudah mengenakan sarung tangan berwarna hitam. Diduga, sarung tangan itu dipakai untuk menghilangkan bekas sidik jari.
Pukul 17:10:50, Sambo memanggil Richard dan Kuat turun dari lantai 2 rumah dinas. Sambo lalu meminta Kuat agar memanggil Brigadir J dan Ricky Rizal masuk.
Lalu, bagaimana adegan eksekusi terhadap Brigadir J terjadi?