Menanti Debat Cawapres, Saat Sang Ahli Bisnis Bertemu Ekonom Syariah

Rizal Ramli mempunyai pesan dan harapan pada keduanya

Yogyakarta, IDN Times - Debat terakhir yang direncanakan KPU tanggal 17 Maret 2019 akan mempertemukan cawapres nomor urut 01 dan cawapres nomor urut 02. Mengingat keduanya ialah ahli dalam bidang ekonomi, ekonom Rizal Ramli mengaku sangat menantikan debat tersebut. Mantan Menko Maritim melihat keduanya memiliki visi misi kuat di bidang ekonomi.

1. Dua ahli ekonomi di jalur berbeda akan berhadap-hadapan

Menanti Debat Cawapres, Saat Sang Ahli Bisnis Bertemu Ekonom SyariahIDN Times/Daruwaskita

Cawapres 01 Ma'ruf Amin dikenal sebagai ahli dalam bidang ekonomi syariah sedang kan Sandiaga Uno, cawapres 02, dikenal sebagai pengusaha dan ahli di bidang investasi. Rizal Ramli mengatakan dirinya menantikan keduanya memaparkan program-program ekonomi secara lugas saat debat berlangsung. 

“Debat akan menarik untuk ditonton. Satu kyai, satu pengusaha. Saya berharap kekritisan Sandi tidak dijawab dengan kuliah agama nanti,” katanya di Yogyakarta, Jumat (1/3).

2. Ma'ruf ditantang untuk meningkatkan ekonomi syariah Indonesia

Menanti Debat Cawapres, Saat Sang Ahli Bisnis Bertemu Ekonom SyariahDok.IDN Times/TKN Jokowi-Ma'ruf

Rizal berharap Ma’ruf mampu menjabarkan berbagai program lima tahun ke depan dalam hal peningkatan ekonomi syariah di Indonesia. Meski sudah lama diterapkan, kata Rizal, ekonomi syariah hingga kini hanya sanggup menguasai 10 persen perekonomian Indonesia.

Untuk itu, Rizal menantang Ma’aruf mampu menaikkan ekonomi syariah minimal 20 persen saja dalam lima tahun ke depan. Jika sanggup melakukan hal tersebut, menurutnya, itu adalah pencapaian yang besar.

3. Program OK-OCE disarankan meniru program simpedes

Menanti Debat Cawapres, Saat Sang Ahli Bisnis Bertemu Ekonom SyariahIDN Times/Imam Rosidin

Sedangkan kepada Sandiaga, Rizal berpesan untuk mengikuti jejaknya dalam mengembangkan simpanan pedesaan (simpedes). Hal itu mengingat, Sandiaga menawarkan program yang berkenaan dengan usaha kecil menengah yakni OK-OCE.

“Saya tidak mengetahui persis prorgam OK OCE-nya Sandi. Tapi saya harap Sandi mengikuti langkah saya membesarkan simpanan pedesaan beberapa dekade lalu,” katanya. 

Menurutnya, simpedes saat ini tingkat kredit macetnya kurang dari 30 persen dengan mengandalkan ‘rekam data peminjam’. Dengan sistem tersebut, kata Rizal, peminjam bisa diberikan pinjaman dua kali lebih besar pada peminjaman kedua jika berhasil melunasi yang pertama.

Rizal menyebut, hal itu bisa diterapkan pada program OK OCE yang menyasar masyarakat pinggiran dalam menumbuhkan kewirausahaan baru. Hal seperti inilah yang menurut Rizal, mendorong pertumbuhan perekonomian di desa meningkat dan memajukan masyarakat.

4. Rizal menyebut pengelolaan BPJS perlu dibenahi karena saat ini seperti "Tensoplast"

Menanti Debat Cawapres, Saat Sang Ahli Bisnis Bertemu Ekonom SyariahANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Selain bidang ekonomi, Rizal berpesan kepada kedua Cawapres memikirkan bagaimana penangganan defisit Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Rizal menyatakan harus ada upaya konkrit membenahi defisit BPJS. Sebagai salah satu pengusul program jaminan ini, ia merasa pemerintah tidak serius mengelola.

“Bahasa saya, pengelolaan BPJS seperti 'Tensoplast’. Penangganan tidak pernah komprehensif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rizal mengusulkan beberapa hal dalam penangganan masalah tersebut. Pertama, penambahan modal. Kedua, perubahan peraturan, di mana kontribusi swasta harus lebih besar yakni minimal tujuh kali dibandingkan kontribusi pribadi. Ketiga, pembedaan tarif bagi masyarakat kurang mampu dan kaya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya