Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
  Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (IDN Times/Lia Hutasoit)
Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (IDN Times/Lia Hutasoit)

Intinya sih...

  • Depresi tidak bisa dilabeli seragam untuk semua orang, termasuk tak bisa dilihat pada wilayah keseluruhan.

  • Penduduk di atas 15 tahun yang mengalami depresi di Jakarta jumlahnya ada 1,5 persen, masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, buka suara soal data Kementerian Kesehatan yang menyatakan 1,5 persen penduduk Jakarta yang usianya di atas 15 tahun mengalami deperesi. Dia mengatakan, Jakarta adalah kota yang bahagia.

"Ya, tapi Jakarta kota bahagia, lho!" kata dia di Balai Kota Jakara, Sabtu (22/11/2025).

Adapun angka 1,5 persen tersebut disebut lebih tinggi dari angka nasional, yakni 1,4 persen.

1. Tak bisa dilihat keseluruhan wilayah

Kick Off 16 HAKTP 2025 "Olahraga & Panggung Ekspresi Kita Punya Andil, Kembaikan Ruang Aman" (IDN Times/Lia Hutasoit)

Rano mengatakan, depresi tidak bisa dilabeli 'jelas' atau seragam untuk semua orang. Termasuk tak bisa dilihat pada wilayah keseluruhan.

"Gak, gak mungkin yang namanya clear, gak mungkin. Itu yang namanya depresi itu wilayah, beberapa wilayah mungkin iya, tapi gak bisa whole gitu. Harus kita survei itu, ya," kata dia.

2. Masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi

Ilustrasi psikologi (istockphoto.com)

Mengutip dari ANTARA, Kementerian Kesehatan mengatakan, penduduk berusia di atas 15 tahun yang mengalami depresi di Jakarta jumlahnya ada 1,5 persen atau di atas rata-rata nasional.

"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Yunita Arihandayani.

Menurut dia, masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi.

3. Jawa Barat punya prevalensi penduduk angka kesehatan jiwa paling tinggi

ilustrasi psikolog (pexels.com/Alex Green)

Dia mengatakan, Jawa Barat tercatat punya prevalensi penduduk dengan angka kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau di atas rata-rata nasional, yakni dua persen.

"Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen," kata Yunita.

Dia mengatakan, angka itu merujuk pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Editorial Team