Rano Karno: Kekerasan Perempuan-Anak Bukan Persoalan Pribadi

- Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat sistem perlindungan, termasuk layanan terpadu 24 jam dan kerja sama lintas sektor.
- Kampanye ingin Jakarta menjadi kota yang aman bagi anak untuk tumbuh, belajar, berekspresi, dan bermimpi.
Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, meresmikan Kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak 2025 yang digelar di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025). Agenda ini sekaligus menandai peringatan Hari Anak Sedunia dan Hari Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak.
Dengan mengusung tema 'Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman,' kampanye ini menyerukan kolaborasi seluruh elemen untuk membangun lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak.
Rano mengatakan, perlindungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan keterlibatan keluarga, sekolah, masyarakat, sektor usaha hingga ruang digital.
“Kekerasan fisik, psikis, seksual, ekonomi, maupun kekerasan berbasis gender online tidak bisa lagi dipandang sebagai persoalan pribadi. Ini merupakan isu publik yang memerlukan langkah kolektif, nyata, dan berkelanjutan,” ujar dia.
1. Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat sistem perlindungan

Dia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat sistem perlindungan. Antara lain melalui layanan terpadu 24 jam, peningkatan integrasi Sistem Informasi Perlindungan Perempuan dan Anak, serta perluasan kerja sama lintas sektor untuk mempercepat dan memaksimalkan penanganan laporan kekerasan.
Kendati begitu, dia menekankan, keberhasilan program amat bergantung pada dukungan banyak pihak.
2. Ingin Jakarta menjadi kota yang aman bagi anak untuk tumbuh

Kampanye tahun ini juga menyediakan wadah bagi anak untuk terlibat secara aktif. Termasuk menyampaikan pemikiran, pengalaman, dan aspirasi terkait isu yang mereka hadapi baik di sekolah maupun ruang digital.
“Kami ingin Jakarta menjadi kota yang aman bagi anak untuk tumbuh, belajar, berekspresi, dan bermimpi. Kota yang ramah secara fisik, sosial, dan emosional,” kata Rano.
3. Siswa ungkap perhatian kasus perundungan yang masih kerap terjadi

Kegiatan tersebut turut menghadirkan sesi dialog antara Wagub dan 40 perwakilan anak Jakarta sebagai ruang menyampaikan suara, pandangan, dan pengalaman terkait isu kekerasan.
Dalam kesempatan itu, Raafi Hadyatma, siswa SDN Cipinang 10 Pagi, menyampaikan, masih ada kasus perundungan berupa hinaan fisik di sekolahnya. Di hadapan Wagub dan jajaran Pemprov, dia menyampaikan harapannya agar kasus tersebut tidak terulang.
“Harapan saya adalah sekolah kami dapat ditinjau dan diberikan peraturan baru yang lebih baik agar perundungan tidak terjadi lagi,” ujar Raafi.
















