Bandung, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi pada perhelatan debat publik ketiga Pemilihan Gubernur Jabar.
KPU tak menginginkan hal yang sama pada debat kedua yang diadakan di Universitas Indonesia beberapa waktu silam dicederai isu pilpres antar pendukung paslon.
Usai melakukan evaluasi pelaksanaan debat kedua di Depok bersama tim kampanye Paslon, media TV penyelenggara, dan perwakilan Polda Jabar, Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, memastikan hal utama yang ia tingkatkan adalah masalah keamanan pada debat ketiga ini.
"Khusus masalah keamanan, kami menyerahkan sepenuhnya kepada Polda dan Bawaslu Jabar, terutama dalam menghadapi situasi darurat," ujar Yayat dalam keterangan tertulisnya yang diterima IDN Times, Kamis (7/6).
Tuntutan jaminan keamanan ditanggapi langsung Kasubdit Politik Polda Jabar, AKBP Ade Solihin.
"Kami berjanji memaksimalkan anggota untuk memberi rasa aman bagi peserta dan pendukung. Intinya kami menjamin keamanan debat," ucap dia.
Selain pengamanan, Yayat juga memastikan dari segi kenyamanan calon gubernur dan wakil gubernur selaku peserta debat maupun para pendukungnya.
"Dari hasil evaluasi debat pertama dan kedua, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti kenyamanan serta daya tampung peserta dan pendukung. Yang jelas kami akan tetap menyelenggarakan debat publik ketiga sesuai perintah PKPU," kata dia.
Seperti diketahui, pada debat kedua Pilgub Jabar yang digelar di Balairung Universitas Indonesia, Depok, terjadi ricuh antarpendukung paslon. Hal ini lantaran Paslon nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaiku (Asyik) memamerkan kaus berbau Pilpres hingga menyebabkan kericuhan.
Adapun menurut rencana, debat publik ketiga yang menjadi debat pamungkas para Paslon, akan berlangsung di Hotel Grand Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Bandung, 22 Juni 2018.
Kegiatan itu juga disiarkan langsung dua TV penyelenggara, yakni TV One dan Metro TV pukul 19.30 hingga pukul 21.30.