Laksmi memberikan contoh beberapa komitmen masyarakat dunia, seperti agenda menangani marine plastic litter, isu pengelolaan air, dan pengendalian perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca lewat target yang lebih ambisius, seperti yang dibahas pada COP 26 UNFCCC di Glasgow tahun lalu.
“Jadi semua berharap proses pembentukan communiqué selanjutnya pada pertemuan EDM-CSWG kedua dan ketiga berjalan dengan baik, dan pada puncaknya di tingkat menteri bisa menghasilkan dokumen communiqué yang kuat dan juga mempunyai rencana aksi yang bisa diimplementasikan,” tutur Laksmi.
Communiqué tingkat menteri nanti akan menjadi masukan bagi penyusunan deklarasi para pemimpin G20 di Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan diselenggarakan pada Bulan November 2022.
Selaras dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro yang juga Co-Chair G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) pun menyatakan adanya respon positif dari para delegasi G20 EDM dan organisasi internasional yang hadir atas hasil dialog dua hari ini.
“Alhamdulillah isu prioritas dan sub prioritas yang kita sampaikan mendapat dukungan dari negara-negara anggota termasuk negara yang diundang dan organisasi internasional yang hadir di pertemuan ini baik secara langsung maupun virtual,” ujar Sigit.
Ia melanjutkan jika untuk dialog EDM itu ada 7 (tujuh) isu prioritas yang dibahas, yaitu land degradation (kerusakan lahan), biodiversity loss (kehilangan keanekaragaman hayati), marine litter (sampah di laut), water (pengelolaan air), sustainable consumption and resources efficiency (konsumsi berkelanjutan dan efisiensi sumber daya), sustainable finance (keuangan berkelanjutan), dan marine protection (perlindungan laut).
“Yang sudah diselesaikan dengan mencari masukan dari negara anggota G20 EDM adalah 6 (enam) isu, kemudian untuk satu, yaitu sustainable consumption and resources efficiency dilaksanakan nanti di Bulan Juni dipertemuan ke dua,” imbuh Sigit.
Sigit pun menjelaskan jika untuk isu land degradation, para delegasi meminta mempertahankan framework yang sudah ada, termasuk mendukung upaya-upaya nyata Indonesia merehabilitasi mangrove dan lahan gambut secara besar-besaran saat ini.