Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Destinasi Wisata Prioritas, Upaya Pemerintah Gaet Banyak Pelancong

Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)
Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)
Intinya sih...
  • Pemerintah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia, termasuk Labuan Bajo, sebagai upaya mendistribusian wisatawan dan ekonomi.
  • Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf mengungkapkan bahwa terpusatnya wisatawan di satu tempat dapat menyebabkan stres dan masalah lingkungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia, yakni Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Tanjung Kelayang Boromo, Waktobi, Morotai dan Raja Ampat. Di antara 10 destinasi itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengembangkan 5 destinasi super prioritas, yakni Borobudur, Mandalika, Likupang, Danau Toba dan Labuan Bajo.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini mengatakan, pengembangan destinasi wisata prioritas dan super prioritas sebagai upaya pemerintah untuk mendistribusian wisatawan, sehingga tidak terpusat hanya di satu tempat, misalnya di Bali.

1. Destinasi wisata yang terpusat di satu tempat bisa picu stres

Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)
Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)

Menurut Made, jika wisatawan hanya terpusat di satu tempat, bisa berpotensi membuat tempat wisata itu stres karena berbagai persoalan yang dihadapi. Misalnya saja soal sampah di lokasi wisata itu.

"Kalau hanya di satu tempat, destinasi itu bisa menjadi stres, orang buang sampahnya banyak, (bisa) kewalahan lah istilahnya, sharing capacity-nya juga," ujar Made saat kegiatan membersihkan sampah di Pantai Binongko, Labuan Bajo, NTT, bekerja sama dengan AQUA, pada Kamis (30 Mei 2024).

2. Dampak pengembangan destinasi wisata prioritas

Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)
Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Sunariyah)

Karena itu, ujar Made, pemerintah membentuk 5 destinasi wisata super prioritas. "Kalau ini berkembang 5 tempat, ditambah Bali yang sudah terkenal itu, jadi ada 6 (destinasi wisata), jadi turisnya tidak hanya ke satu tempat, tapi juga ke tempat lain," papar Made.

Tentunya dengan langkah ini, jumlah turis yang datang lebih banyak, sehingga terjadi distribusi ekonomi.

3. Tantangan yang dihadapi industri pariwisata Indonesia

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini (IDN Times/Sunariyah)
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini (IDN Times/Sunariyah)

Made mengungkapkan, saat ini industri pariwisata Indonesia menghadapi banyak tantangan, baik dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal). "Tantangan dari eksternal atau alam, misal gunung meletus, banjir, gempa dan sebagainya, tapi ini ada mitigasinya, kita punya," ujarnya.

Sedangkan tantangan dari internal, yakni buatan manusia salah satunya soal sampah. "Sebelum (sampah) jadi krisis harus kita tangani," lanjutnya.

Sedangkan tantangan lainnya adalah bagaimana pemerintah bisa mengembangkan destinasi-destinasi wisata baru, sehingga distribusi turis bisa kemana-mana, tidak hanya terpusat di satu tempat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us