Dishub DKI: Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Masih Sangat Rendah

Pemprov DKI Jakarta sudah sediakan layanan transportasi umum

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, ridership (penumpang) layanan angkutan umum di Ibu Kota masih sangat rendah.

Padahal, saat ini Pemprov DKI Jakarta sudah berupaya menyediakan layanan transportasi angkutan umum secara masif sejak lama.

Penyediaan angkutan umum dilakukan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta yang kian hari kian tak bisa diprediksi.

"Dari keseluruhan keunggulan Jakarta dengan layanan angkutan umum masif, ridership-nya sangat rendah," kata Syafrin di acara Focus Group Discussion (FGD) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 2022 yang digelar Dewan Transportasi Jakarta (DTKJ) di Jakarta, belum lama ini.

Syafrin mencontohkan, jumlah penumpang angkutan umum di Jakarta pada tahun 2016-2017. Pada tahun tersebut, kata dia, penumpang Transjakarta saja hanya 350 ribu per hari dan paling tinggi mencapai 450 ribu per hari.

Baca Juga: Penumpang TransJakarta Naik 10 Persen, Diklaim Efek Harga BBM Naik

1. Angkutan umum di Jakarta sudah ada sejak tahun 1800

Dishub DKI: Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Masih Sangat RendahIlustrasi deretan angkutan kota di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Syafrin mengatakan, sejak tahun 1800, Jakarta sudah memiliki layanan angkutan umum. Saat itu, trem menjadi andalan untuk transportasi umum masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, trem pun menghilang dan digantikan oleh kereta rel listrik (KRL) yang melayani hingga daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga saat ini.

Tahun 2004, Jakarta juga berhasil membangun Bus Rapid Transit (BRT), yakni Transjakarta yang dilanjutkan dengan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) tahun 2019 sampai beroperasi.

"Oleh sebab itu, kunci untuk menyelesaikan masalah kemacetan, harus ada integrasi secara utuh seluruh layanan angkutan umum," kata dia.

Baca Juga: Pembaruan Sistem Transjakarta Diprotes Penumpang, Wagub DKI Minta Maaf

2. Jumlah penumpang armada angkutan umum darat di Jakarta

Dishub DKI: Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Masih Sangat Rendah

Syafrin mengatakan, prioritas penanganan transportasi DKI Jakarta terdiri dari pejalan kaki dan pesepeda, angkutan umum, kendaraan ramah lingkungan, dan kendaraan pribadi (disinsentif).

Dari data 2022, angkutan umum Mikrotrans yang terdiri dari 72 trayek dengan 2.092 unit armada, per harinya mendapat 300 ribu penumpang.

Angkutan umum Transjakarta terdiri dari 116 trayek dengan 1.869 unit, sempat berhasil mencapai 1.006.579 penumpang per hari. Jumlah tersebut tertinggi sebelum COVID-19. Pada tahun 2022, per harinya mencapai 500 ribu penumpang.

Kemudian MRT, dengan panjang lintasan 16 kilometer dengan 13 stasiun dan armada 16 trainset yang masing-masing 6 gerbong, pernah berhasil mencapai 123.491 penumpang per hari. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama MRT beroperasi.

Terakhir adalah LRT, dengan panjang lintasan 5,8 kilometer atau 6 stasiun dan armada 8 trainset yang masing-masing 2 gerbong, pernah mencapai jumlah penumpang tertinggi per hari adalah 4.462.

Baca Juga: Kemacetan di Jakarta Sebabkan Kerugian Rp38 Triliun per Tahun 

3. Program layanan angkutan umum Jakarta adalah Jaklingko

Dishub DKI: Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Masih Sangat RendahGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Instagram/@aniesbaswedan)

Syafrin mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta memiliki program layanan integrasi angkutan umum secara menyeluruh yang dinamakan Jaklingko.

Dalam program tersebut, kata dia, pihaknya menerapkan strategi push and pull. Strategi pull adalah bagaimana masyarakat menggunakan seluruh layanan angkutan umum dengan baik dan bagaimana membuat masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum

"Ini jadi skenario prioritas keempat kami terkait program prioritas penanganan masalah transportasi Jakarta," kata dia.

Sementara untuk strategi push, pihaknya menerapkan traffic restrain (pembatasan lalu lintas) dengan pola ganjil genap.

Nantinya, setelah legal aspeknya lengkap, ujar Syafrin, pola tersebut akan dilanjutkan dengan pengendalian lalu lintas secara elektronik.

Termasuk soal perubahan penanganan parkir yang sebelumnya merupakan fasilitas bagi mobilitas kendaraan, kini diubah menjadi instrumen pengendalian lalu lintas
baik on maupun off street.

Baca Juga: Aplikasi Jaklingko Diluncurkan, Anies: Ada Sistem Perbedaan Tarif

4. Ada 5 prinsip integrasi yang didorong DKI dalam hal transportasi

Dishub DKI: Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Masih Sangat RendahPenumpang menaiki MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (3/1/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Syafrin mengatakan, dari sisi implementasi, pihaknya mendorong 5 prinsip integrasi dalam transportasi umum di Ibu Kota.

Pertama, integrasi fisik dengan mengintegrasikan sarana dan prasarana layanan angkutan umum. Kedua, integrasi layanan berupa jadwal dan timetable perjalanan bus, hingga grafik perjalanan kereta yang diintegrasikan.

"Ketiga, rute lintasan. Tidak ada lagi yang berdiri sendiri, keseluruhannya terintegrasi apakah moda jalan, rel," ujar dia.

Keempat, integrasi tarif serta sistem layanan dan kelima adalah integrasi data dan informasi.

Baca Juga: Proyek MRT Jakarta Fase 4 Koridor Fatmawati-TMII Resmi Libatkan Korea

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya