Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia yang Alami Kemunduran Meningkat

Harus dilakukan revitalisasi

Intinya Sih...

  • Jumlah bahasa daerah yang mengalami kemunduran meningkat
  • Faktor-faktor seperti sikap negatif penutur, perkawinan silang, globalisasi, urbanisasi, dan kebijakan dapat mengancam keberadaan 718 bahasa daerah di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Aminudin Aziz, mengatakan, jumlah bahasa daerah di Indonesia yang mengalami kemunduran meningkat.

"Data terkini menunjukkan penurunan signifikan dalam vitalitas beberapa bahasa daerah yang berarti jumlah bahasa yang mengalami kemunduran terus meningkat," kata Aminudin Aziz, dikutip dari ANTARA, Minggu (5/5/2024).

Baca Juga: Tiap Daerah Wajib Bentuk Unit Pelaksana Perlindungan Perempuan-Anak

1. Penyebab tren kepunahan

Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia yang Alami Kemunduran MeningkatIlustrasi orang sedang mengobrol (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Aziz mengatakan, tren kepunahan jumlah bahasa daerah itu disebabkan oleh beberapa faktor.

Antara lain sikap negatif penutur terhadap bahasa daerahnya, meningkatnya perkawinan silang antarpenutur bahasa daerah, globalisasi, urbanisasi, serta kebijakan yang tidak selalu berpihak kepada pelestarian bahasa daerah.

"Faktor-faktor ini mengancam keberadaan 718 bahasa daerah di Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Zulhas Dorong Anaknya dan Pasha Maju Bacagub DKI Jakarta

2. Harus ada revitalisasi

Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia yang Alami Kemunduran MeningkatBaduy Banten (pixabay/panji arista)

Oleh karena itu, kata dia, harus dilakukan revitalisasi bahasa daerah secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.

Dalam melaksanakannya, sinergi antara pemerintah pusat dan penting dilakukan.

"Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bersinergi untuk menekan penurunan vitalitas bahasa daerah melalui upaya revitalisasi," kata dia.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Tidak Sehat 

3. Revitalisasi bahasa daerah butuh pendekatan multilevel

Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia yang Alami Kemunduran MeningkatWarga Suku Badui antre saat pelaksanaan Pemilu 2024 di Desa Kenekes, Lebak, Banten (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Aziz mengatakan, revitalisasi bahasa daerah juga membutuhkan pendekatan multilevel yang melibatkan berbagai kalangan.

Mulai dari komunitas lokal hingga kerja sama internasional. Termasuk pengakuan tentang pentingnya bahasa daerah dalam bidang pendidikan, pemanfaatan teknologi, dan digitalisasi.

"Peningkatan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga juga akan menjadi pendukung utama kelestarian bahasa daerah," ucap dia.

Baca Juga: Putri Korban Pembunuhan Dalam Koper Sebut Pelaku Memintanya Sabar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya