Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Asah Potensi Murid

Putri Ariani yang tengah viral menjadi contoh

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemenidkbudirstek), Kiki Yuliati, mengatakan, penerapan Kurikulum Merdeka saat ini adalah untuk membantu mengasah potensi para murid.

"Kurikulum Merdeka itu sangat membantu pengasahan potensi-potensi (murid)," ujar Kiki saat media visit ke IDN Times, Selasa (13/6/2023).

Hal tersebut disampaikan Kiki usai pihaknya bertemu dengan Putri Ariani, remaja yang belakangan viral karena kemampuan bernyanyi yang luar biasa.

Diketahui, Putri merupakan murid SMK yang masuk pada tahun 2020, persis ketika Kurikulum Merdeka diluncurkan saat pandemik COVID-19 melanda.

Baca Juga: Top! Nadiem Beri Putri Ariani Beasiswa Kuliah ke The Julliard School

1. Apriesiasi dari murid terhadap Kurikulum Merdeka

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Asah Potensi MuridDoc Twitter America's Got Talent 2023

Kiki mengatakan, Putri yang tengah mengikuti ajang menyanyi America Got Talent itu mengapresiasi penerapan Kurikulum Merdeka yang gurunya tidak menekankan target tertentu.

"Jadi Anda punya potensi apa, itu yang diasah. Jadi gurunya gak harus kamu ke sini-sini, tapi sebaliknya, kamu punya apa? Itu yang diasah. Jadi Putri merasa diapresiasi," kata Kiki.

Kemudian, ujar dia, Kurikulum Merdeka juga memungkinakn guru mengakui berbagai pembelajaran yang diperoleh murid di luar kelasnya sebagai pembelajaran di kurikulumnya. Hal itu karena guru lebih leluasa untuk merancang pembelajaran seperti apa.

Rupanya, keikutsertaan Putri di ajang menyanyi itu juga untuk memenuhi tugas praktek lapangan kerja (PKL)-nya.

"Putri menunjukkan foto dia di Amerika saat America Got Talent pakai bet praktek kerja lapang. Jadi, 'aku udah selesai Bu, PKL-nya, karena dulu sudah boleh PKL'. Ada bet-nya yang menunjukkan dia sudah menjalankan PKL," kata dia.

2. Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan konteks penerapan masa kini

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Asah Potensi MuridKi Hadjar Dewantara (Pranata (1959) Ki Hadjar Dewantara : Perintis perdjuangan kemerdekaan Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, p. 87)

Kiki mengatakan, Kemendikbudristek merancang Kurikulum Merdeka untuk masa depan yang didasari dari filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Pihaknya melakukan rekontekstualisasi dari filosofi pendidikan tersebut.

"Konteks penerapannya untuk masa kini dan masa depan kita sesuaikan yang kita sebut sekarang Kurikulum Merdeka," kata dia.

Baca Juga: Puncak Festival Kurikulum Merdeka Digelar 26 Juni 2023 di Jakarta

3. Mengapa harus ada Kurikulum Merdeka?

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Asah Potensi MuridAswin Wihdiyanto, Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (kiri) dan Dr. Ir. Kiki Yuliati M.Sc, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek (kanan). (IDN Times/Deti Mega P.)

Kiki mengatakan, Kurikulum Merdeka dibuat bukan karena adanya kesalahan dari kurikulum yang sebelumnya ada. Dirancangnya Kurikulum Merdeka semata-mata karena perkembangan zaman saat ini yang berubah.

Zaman dulu, kata dia, kebutuhan pekerjaan apapun mendapatkan pendidikan yang disamaratakan. Transformasi melalui Kurikum Merdeka pun dilakukan karena tuntutan zaman yang sudah berbeda.

"Jadi tidak ada yang salah dengan kurikulum lalu. Yang terbaik yang kami pikirkan pada masa ini adalah Kurikulum Merdeka," kata dia.

"Kebijakan besarnya adalah menyiapkan generasi-generasi ini untuk masa depan. Para guru mengajari siswanya menghadapi tantangan yang gurunya sendiri tidak tahu jawabannya seperti apa," ucap Kiki.

4. Semakin dinamis kehidupan, kurikulum harus semakin dinamis

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Asah Potensi MuridAswin Wihdiyanto, Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus dan Dr. Ir. Kiki Yuliati M.Sc, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, menjelaskan perihal Kurikulum Merdeka. (IDN Times/Deti Mega P.)

Lebih lanjut, Kiki mengatakan, pihaknya melihat adanya stigma yang menyoroti tentang pergantian kurikulum karena Menteri Pendidikan-nya berganti.

"Apa iya kita mau mengajari anak-anak kita yang nantinya akan mengambil peran di masyarakat 10-20 tahun yang akan datang dengan kurikulum ibu bapaknya? Gak boleh berubah," kata Kiki.

Pihaknya pun mempertanyakan apabila kurikulum tidak boleh berubah, sedangkan teknologi, situasi masyarakat, hingga tantangan ke depan pun berubah.

"Mau tidak mau kurikulum itu mestinya dia dinamis. Sedinamis kehidupan kita. Semakin dinamis kehidupan kita, mestinya semakin dinamis juga kurikulum," ucap dia.

Baca Juga: Menag Pastikan Madrasah Siap Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya