Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arif Satria Kepala BRIN
Kepala BRIN, Arif Satria. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • BRIN mendukung pengembangan riset alutsista, termasuk produksi pesawat N219 dan kendaraan taktis Maung buatan Pindad.

  • BRIN berkomitmen membentuk pusat penelitian perikanan tangkap untuk menunjang target produksi protein nasional.

  • BRIN akan memperkuat R&D pada industri padat karya seperti garmen, tekstil, sepatu, dan elektronik untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan untuk melaporkan langkah lembaga riset tersebut. Pertemuan ini membahas berbagai program prioritas, mulai dari swasembada pangan hingga pengembangan industri pertahanan dan kedirgantaraan.

Arif menjelaskan rencana pengembangan moda transportasi udara yang mampu mendarat di air. Kerja sama ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai mitra utama dalam manufaktur pesawat.

“Kita juga sedang mempersiapkan bagaimana membangun, memperkuat produksi seaplane. Jadi pesawat amfibi yang juga bisa mendarat di laut. Jadi saya kira industri pesawat dengan PT Dirgantara kita sudah berkolaborasi," ujar Arif di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/11/2025).

1. BRIN juga akan dukung pengembangan riset alutsista

Kepala BRIN, Arif Satria. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Selain fokus pada pesawat amfibi, BRIN terus mendukung riset alat utama sistem senjata (alutsista). Arif memastikan kesiapan produksi pesawat N219 serta pengembangan kendaraan taktis Maung buatan Pindad melalui riset yang berkelanjutan.

Presiden Prabowo juga memberikan perhatian khusus pada sektor pangan. Kepala Negara meminta BRIN tidak hanya berfokus pada komoditas beras dan jagung, melainkan memperluas riset untuk mendukung ketersediaan sumber protein hewani bagi masyarakat.

“Namun Bapak Presiden tadi juga mengingatkan bahwa pangan ini tidak hanya soal beras dan jagung. Beras dan jagung relatif saat ini sudah melampaui target, namun yang harus terus dipikirkan adalah bagaimana swasembada untuk protein, seperti daging, daging ayam, kemudian juga telur, kemudian juga sapi, daging sapi, juga yang penting harus terus dipikirkan juga produksi untuk perikanan, sehingga budidaya laut, budidaya darat ini harus terus digenjot untuk bisa memenuhi kebutuhan domestik, juga memenuhi kebutuhan ekspor, dan yang penting lagi adalah perikanan tangkap," ucap dia.

2. BRIN berkomitmen membentuk pusat penelitian perikanan tangkap

Kepala BRIN, Arif Satria. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Merespons arahan tersebut, Arif berkomitmen membentuk pusat penelitian perikanan tangkap, untuk menunjang target produksi protein nasional. Sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Agrinas, menjadi kunci dalam proses hilirisasi inovasi pangan dan riset pangan.

“Tentu dengan kementerian kita akan melakukan berbagai langkah sinergi, kemudian juga dengan Danantara, begitu pula dengan Agrinas. Tadi beliau berpesan, Agrinas merupakan partner yang harus terus digandeng oleh BRIN," kata dia.

3. BRIN juga akan memperkuat riset dan development (R&D) pada industri padat karya

Arif Satria Jadi Kepala dan Laksamana Madya TNI (Purn) Prof. Amarulla Octavian Wakil Kepala BRIN. (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pada sektor manufaktur, BRIN mendapat tugas memperkuat aspek penelitian dan pengembangan (R&D) bagi industri padat karya. Sektor garmen, tekstil, sepatu, dan elektronik memerlukan peningkatan daya saing serta produktivitas demi menjaga keberlanjutan lapangan kerja. Kemandirian industri elektronik menjadi salah satu target penting ke depan.

"Ada sejumlah industri manufaktur yang juga perlu di-backup aspek R&D-nya. Pertama industri garmen, industri tekstil, kemudian industri sepatu, juga industri elektronik yang itu merupakan industri yang menampung banyak tenaga kerja," ujar dia.

Editorial Team