Kasus Aktif Disebut Terbanyak, Satgas COVID Depok: Data Pusat Gak Pas

Ada perbedaan data Satgas Pusat dengan Satgas Kota Depok

Depok, IDN Times - Pernyataan Satgas Penanaganan COVID-19 Pusat yang menyebutkan Kota Depok memiliki kasus aktif positif virus corona terbanyak diprotes. Satgas COVID-19 Kota Depok menyanggah pernyataan tersebut.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana, mengatakan data yang dirilis Juru Bicara Satgas Pusat Wiku Adisasmito tidak tepat. Ia bahkan menyebut data yang ada di daerah dengan di Satgas COVID-19 Pusat memiliki selisih yang jauh.

"Satgas Pusat kurang peka dengan gap data yang semakin tinggi," ujar Dadang, Jumat (6/8/2021). 

1. Ini perbedaan data Satgas COVID-19 Depok dan Satgas COVID-19 Pusat

Kasus Aktif Disebut Terbanyak, Satgas COVID Depok: Data Pusat Gak PasTabel perbedaan data yang dimiliki Satgas Pusat dengan Satgas Kota Depok. (Istimewa)

Ia pun merinci perbedaan data antara yang dimiliki daerah dengan data Satgas COVID-19 Pusat per 5 Agustus 2021. Satgas Depok mencatat total ada 92.509 kasus konfirmasi COVID-19, sedangkan Satgas COVID-19 Pusat mencatat 85.332 kasus. Terdapat perbedaan 7.177 kasus.

Untuk angka kasus aktif COVID-19, Satgas Depok mendata ada 9.519 kasus, sedangkan Satgas Pusat merilis ada 26.932 kasus. Sehingga terjadi perbedaan data kasus aktif COVID-19 sebanyak 17.413 kasus.

Sedangkan, angka kesembuhan yang dimiliki Kota Depok yakni sebanyak 81.198 kasus. Namun Satgas COVID-19 Pusat hanya mencatat sebanyak 57.231 kasus, sehingga selisih data mencapai 23.967 kasus.

Untuk jumlah pasien yang meninggal dunia yang tercatat dari Satgas Depok sebanyak 1.792 kasus, sedangkan Satgas Pusat sebanyak 1.169 kasus. Artinya terjadi selisih angka sebanyak 623 kasus.

Baca Juga: Satgas: Depok Jadi Kota Paling Banyak Kasus Aktif COVID-19 di RI

2. Satgas Depok dorong adanya rekonsiliasi data

Kasus Aktif Disebut Terbanyak, Satgas COVID Depok: Data Pusat Gak PasJuru bicara Satgas Kota Depok, Dadang Wihana saat di temui di kantor Balai Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Dadang mengungkapkan, Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok telah meminta dilakukan rekonsiliasi data ke Satgas COVID-19 Pusat. Permintaan rekonsiliasi data sudah dilakukan sejak 2020 untuk mensesuaikan data yang ada.

"Ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, karena ini tidak hanya terjadi di Kota Depok, namun terjadi di beberapa daerah lainnya," ungkap Dadang.

Dadang menilai, rekonsiliasi data penting agar tidak terjadi lagi perbedaan data. Nantinya, data tersebut akan digunakan untuk menentukan status zonasi daerah disertai kebijakan.

3. BOR dan positivity rate di Depok menurun

Kasus Aktif Disebut Terbanyak, Satgas COVID Depok: Data Pusat Gak Pasilustrasi tirai pembatas tempat tidur pasien di rumah sakit (unsplash.com/Adhy Savala)

Dadang menjelaskan telah terjadi penurunan bed occupancy ratio (BOR) di Kota Depok. Hal itu tidak terlepas dari penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit maupun tempat isolasi.

"Saat ini BOR ICU mencapai 91,97 persen dan BOR isolasi sebanyak 60,20 persen," tuturnya.

Dadang mengungkapkan penurunan juga terjadi pada positivity rate Kota Depok yang mencapai 25 persen. Selain itu, untuk mempercepat testing, Satgas Penanganan COVID-19 telah mengerahkan testing keliling.

"Kami juga menambahkan tenaga tracer 774 (orang), tracer yang ditempatkan di setiap RW," pungkas Dadang.

Baca Juga: Masih Ingat Video Viral Perkelahian ABG di Depok? Ini Fakta Terbarunya

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya