Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pedagang bakso dan seorang anak dengan sepedanya melintasi banjir di Tegal Parang, Jakarta Selatan, Sabtu (5/11/2022). Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda DKI Jakarta pada Sabtu 5 November 2022 siang membuat sejumlah wilayah Ibu Kota terendam banjir (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pedagang bakso dan seorang anak dengan sepedanya melintasi banjir di Tegal Parang, Jakarta Selatan, Sabtu (5/11/2022). Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda DKI Jakarta pada Sabtu 5 November 2022 siang membuat sejumlah wilayah Ibu Kota terendam banjir (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta memastikan, banjir yang terjadi di wilayah Jakarta Utara dan Barat pada Minggu (1/1/2023), bukan diakibatkan oleh drainase yang buruk.

Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan, sebagian wilayah tersebut mengalami banjir karena adanya hujan yang sangat lebat dan rob air laut. Hal itulah yang membuat air tidak dapat mengalir dengan baik.

"Bukan masalah drainase, pasti begitu (kalau hujan lebat dan rob). Semua di utara itu adalah hilir," kata Dudi kepada IDN Times, Senin (2/1/2023).

1. Air tak bisa mengalir

[Ilustrasi] Seorang ibu berdiri di depan rumahnya yang terendam banjir di kawasan permukiman Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/10/2020). Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya Kali Krukut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dudi mengatakan, ketika hujan lokal terjadi, maka aliran air akan menuju ke laut yang berada di wilayah utara.

"Sementara lautnya lagi pasang, rob, jadi airnya gak bisa mengalir," ujar Dudi.

2. Intensitas hujan tinggi dan ada rob

Ilustrasi Warga menggunakan sepeda melintasi genangan air akibat banjir rob (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dudi mengatakan, hujan di daerah pesisir belakangan sangat tinggi. Berdasarkan data BMKG pada Minggu pukul 07.00 WIB hingga Senin pukul 07.00 WIB, hujan di kawasan utara sangat tinggi.

Data BMKG menunjukkan, intensitas hujan di atas 100 milimeter. Misalnya seperti di daerah Ancol yang mencapai 105.0 mm, Tanjung Priok 134.4 mm, dan Sunter III Rawa Badak mencapai 136.0 mm.

"Daerah pesisir, utara itu luar biasa besar hujannya. Sangat lebat, belum ekstrem. Ditambah lagi ada air rob naik," kata dia.

3. Drainase tetap dipelihara

Petugas membersihkan saluran di Jakarta Utara. (Dok. Humas Pemkot Jakarta Utara)

Lebih lanjut Dudi mengatakan, pihaknya terus memelihara drainase yang ada di Ibu Kota. Pemeliharaan dilakukan rutin dengan mengeruk drainase-drainase tersebut dari sedimen-sedimen lumpur.

"Pemeliharaan drainase dengan dikeruk lumpurnya, pengerukan itu sudah banyak, rutin, karena itu menambah daya tampung air," ujar dia.

Dalam melakukan pengerukan pun, kata dia, pihaknya tidak bisa melakukan secara sembarangan. Disamping itu, kedalaman drainase pun tergantung dengan kondisi saluran itu sendiri.

4. Daerah lain tak alami banjir

Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Mengawali hari pertama 2023, kata dia, daerah lainnya di Jakarta tidak mengalami genangan atau banjir. Genangan atau banjir hanya terjadi di daerah Jakarta Barat dan Utara yang merupakan kawasan pesisir.

"Kalau daerah lain, di selatan, pusat, tidak ada. Berdasarkan data yang kami tangani, hanya ada di barat dan utara yang paling banyak," kata dia.

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, wilayah yang tergenang tersebut adalah Kelurahan Penjaringan di Jakarta Utara sebanyak 1 RT dan Kelurahan Tegal Alur di Jakarta Barat sebanyak 3 RT.

Editorial Team