3 Orang Akhiri Hidup di Sragen, Mensos Telepon Istri Korban: Pulang!

Risma berikan pesan khusus pada keluarga

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta pemangku kepentingan di tingkat RT/RW dan desa/kelurahan untuk ikut mengurangi depresi di kalangan warga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.

"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif, yang bisa saling terbuka," kata Mensos dalam siaran tertulis, Senin (16/5/2022).

1. Tiga warga akhiri hidup

3 Orang Akhiri Hidup di Sragen, Mensos Telepon Istri Korban: Pulang!Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga korban bunuh diri di Sragen, Minggu (15/5/2022). (dok. Kemensos).

Mensos perlu menyampaikan imbauan tersebut setelah mengetahui ada tiga warga di daerah tersebut yang akhiri hidup pada dua kejadian di Kabupaten Sragen.

Mereka adalah Ar (40 tahun) dan SLAS (6) warga Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang. Lalu S (30), warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung.

S meninggalkan istrinya RH (34), seorang anak perempuan KA (6) dan anak laki-laki AR (4). Risma menyatakan, baik Ar maupun S mungkin saja orang yang pendiam.

"Tapi lingkungan di sekitarnya yang harus peka. Harus peduli sesama. Kalau ada suasana terbuka, berkomunikasi dengan baik antarwarga, ada saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga. Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Risma melalui pengeras suara.

Baca Juga: Mensos Risma Minta Maaf pada Pemulung di Sragen, Ada Apa?

2. Risma telepon istri almarhum agar pulang ke Tanah Air

3 Orang Akhiri Hidup di Sragen, Mensos Telepon Istri Korban: Pulang!Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga korban bunuh diri di Sragen, Minggu (15/5/2022). (dok. Kemensos).

Almarhum Ar meninggalkan istri yang kini bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura dan anak pertama yang duduk di bangku SMP. Sementara almarhum S meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih balita.

Dalam kesempatan itu, Mensos menghubungi NDL (40) istri Ar yang bekerja sebagai TKW, seraya meminta untuk kembali ke Tanah Air.

"Ibu harus kembali pulang ke Tanah Air. Karena ini kejadian luar biasa dan kini anak ibu membutuhkan kehadiran dan pengasuhan dari ibu," kata Risma.

Baca Juga: Rekam Wisatawan Mandi, Warga Sragen Terancam 12 Tahun Penjara 

3. Pesan Risma pada keluarga yang ditinggalkan

3 Orang Akhiri Hidup di Sragen, Mensos Telepon Istri Korban: Pulang!Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga korban bunuh diri di Sragen, Minggu (15/5/2022). (dok. Kemensos).

Kepada keluarga yang ditinggalkan, Risma memotivasi mereka agar tabah dan tidak berhenti berikhtiar dan memberikan modal usaha. "Semua orang menghadapi cobaan dan kesulitan. Tapi kita tidak boleh berhenti berusaha," ujar Risma.

Kepada anak-anak almarhum, Risma meminta agar tetap sekolah dan mencapai cita-citanya.

"Kamu harus terus sekolah. Nanti Ibu bantu dengan peralatan sekolah supaya bisa meraih cita-cita," kata Mensos.

4. Risma berikan bantuan pada keluarga almarhum

3 Orang Akhiri Hidup di Sragen, Mensos Telepon Istri Korban: Pulang!Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga korban bunuh diri di Sragen, Minggu (15/5/2022). (dok. Kemensos).

Dalam kesempatan tersebut Risma menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok pada keluarga AR berupa uang duka Rp2 juta, tabungan pendidikan Rp5 juta modal usaha peternakan lele Rp3 juta dan peralatan sekolah.

Sementara kepada keluarga almarhum S, Mensos menyerahkan uang duka Rp2 juta, tabungan pendidikan 2 anak masing-masing Rp5 juta, dan biaya kebutuhan 2 anak sehari-hari. Sehingga total bantuan mencapai Rp22 juta. Bantuan disalurkan oleh Sentra Antasena Magelang.

Selain itu, kepada keluarga yang ditinggalkan, Kemensos juga mengirim petugas untuk memberikan sugesti positif melalui hypnotherapy agar dia dapat menerima kepergian ayah atau suami dan terus berjuang melanjutkan hidup.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Bila kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Kamu juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri, lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa. Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa. Kalian dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon 021-06969293 atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya