ASI Ibu yang Positif Mengandung Antibodi terhadap COVID-19

Tapi belum bisa dikatakan sebagai obat COVID-19

Jakarta, IDN Times - Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Yoga Deveara, Sp.A(K) mengungkapkan ASI dari ibu yang terkena COVID-19, terdeteksi mengandung antibodi terhadap COVID-19. Meski demikian, itu tidak bisa dikatakan sebagai obat COVID-19.

Dia memaparkan berdasarkan delapan penelitian terhadap ASI 24 ibu penderita COVID-19, tidak ditemukan adanya virus dalam ASI tersebut sehingga disimpulkan ada antibodi yang bekerja di sana.

"Hanya ada satu laporan kasus yang melaporkan ASI dari dua orang penderita mengandung virus. Namun saat pengambilan sampel terdapat risiko kontaminasi lingkungan. Jadi belum ada pembuktian secara pasti dan belum ada penelitian yang membiakan virus dari ASI," ujarnya dalam siaran tertulis, Jumat (28/8/2020).

1. Ibu yang positif COVID-19 bisa perah ASI

ASI Ibu yang Positif Mengandung Antibodi terhadap COVID-19Ilustrasi Air Susu Ibu (ASI) perah/ IDN Times Dini suciatiningrum

Dengan penelitian ini, kata Yoga, ibu yang positif COVID-19 dapat tetap memerah ASI dan memberikan kepada sang anak dengan tetap menjaga agar ASI tetap higienis setelah diperah.

"Pemberian ASI pada ibu yang positif COVID-19 jika tidak memungkinkan menyusui secara langsung dapat dilakukan dengan cara susu perah," ucapnya.

Dia memaparkan ASI memiliki kandungan Oligosakarida yang bersifat melindungi lapisan saluran cerna bayi. ASI memiliki kemampuan untuk melawan kuman, bakteri, dan virus dengan adanya antibodi yang terkandung di dalamnya.

2. Ibu yang menyusui juga dapat manfaat dari ASI

ASI Ibu yang Positif Mengandung Antibodi terhadap COVID-19Foto hanya ilustrasi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Selain manfaat untuk anak, pemberian ASI juga memiliki banyak manfaat yang tidak kalah penting bagi si ibu. Pertama, menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan dengan cepat pascabersalin. Selain itu menyusui juga mengurangi kejadian perdarahan pascamelahirkan.

Proses menyusui juga dapat berperan sebagai KB alami, "Dan mengurangi beberapa risiko penyakit bagi ibu seperti kanker payudara, osteoporosis, kanker ovarium, hipertensi dan penyakit jantung” papar Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K), spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fetomaternal.

3. Pemeriksaan prenatal harus dilakukan menjelang melahirkan

ASI Ibu yang Positif Mengandung Antibodi terhadap COVID-19ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Rima memaparkan untuk mendukung produksi ASI, pemeriksaan prenatal harus dilakukan menjelang melahirkan. Pemberian informasi terkait cara menyusui dan posisi bayi saat pemberian ASI yang benar, dapat dilakukan sebelum ibu melahirkan. Selain itu, kandungan ASI yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh nutrisi seperti gizi seimbang dan suplementasi yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan. 

"RSUI yang memiliki Program Rumah Sakit Sayang ibu sangat mendukung kegiatan ibu menyusui dengan mengadakan inisiasi menyusui dini, kontak kulit dengan kulit pada saat bayi lahir di RSUI, tidak memberikan makanan lain selain ASI, dan rawat gabung. Bila terdapat kondisi kontak kulit dengan kulit yang tidak memungkinkan, kontak akan dilakukan dengan ayah bayi,” imbuh Rima.

Baca Juga: ASI Makin Lancar, 7 Superfood Ini Wajib Dikonsumsi oleh Ibu Menyusui

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya