Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19

Data yang disajikan sudah real time

Jakarta, IDN Times - Pemerintah baru saja meluncurkan sebuah sistem informasi Bersatu Lawan COVID-19 untuk meningkatkan percepatan pencatatan data untuk percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.

Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc. Ph.D mengungkapkan sisten ini akan mempermudah masyarakat untuk melihat sebaran kasus COVID-19 secara real time, mendorong kelengkapan dan akurasi data, serta menjembatani alur pendistribusian logistik kepada rumah sakit, laboratorium, dan dinas kesehatan.

"Jadi data dari berbagai pusat atau seluruh daerah akan sinkronisasikan sehingga menghasilkan sebuah data yang mudah untuk diakses oleh pemerintah daerah, maupun pusat secara real time," ujarnya dalam acara Ngobrol Seru Gugus Tugas COVID-19 by IDN Times, Rabu (24/6).

2. BLC akan jadi kendali presiden mengetahui kondisi tamah air

Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19Dok. Biro Pers Kepresidenan

Wiku menjelaskan sistem tersebut akan mengumpulkan data dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sehingga bisa melihat keadaan secara utuh atau per daerah.

"BLC ini yang menjadi kendali presiden terhadap kondisi di Indonesia tidak hanya secara nasional tetapi daerah, jadi tahu kapan memulai aktivitas ekonomi, kapan melakukan pengereman, inilah alat kendali karena lawan kita ini tidak bisa dilihat coronavirus dilihat," paparnya.

Baca Juga: Meski Kasus Tinggi, Terawan Puji Penanganan Pasien COVID-19 di Jatim

2. Pemerintah daerah bisa ketahui kondisi real daerahnya

Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19Update data COVID-19 di DIY, 14 April 2020. Twitter.com/humas_jogja

Wiku menambahkan meski virus tidak nampak, namun dampak yang ditimbukan seperti timbul kasus yang sakit jadi sembuh, positif, negatif akan terbaca di BLC.

"Tidak hanya Presiden tapi setiap pimpinan daerah yaitu Bupati walikota dan Gubernur daerah masing-masing bisa memonitor kondisi daerah setiap saat," imbuhnya.

3. Data yang disampaikan Jubir COVID-19 akurasi 80 persen

Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19Juru Bicara Pemerintah COVID-19, Achmad Yurianto/Dok. BNPB

Wiku menambahkan data yang disampaikan Jubir COVID-19 tiap sore memang belum real time, tingkat akurasi masih 80 persen.Hal tersebut berbeda dengan sistem BLC yang dinamis tiap waktu, sebab data tiap menit bisa berubah.

"Untuk tingkat akurasi 75 sampai 80 persen dalam 3 bulan tersebut itu sudah luar biasa, dan kalau bisa bicara dashboard kita bisa melihat gerakan virus ke mana, jadi nantinya nggak perlu diumumkan tiap hari  jam tertentu karena masyarakat bisa akses, sehingga bila ada kasus bisa langsung action, toleh kanan kiri, disiplin, saling mengingatkan," ucapnya.

Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Tak Lagi Gelar Ratas Evaluasi COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya