[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Berbahaya Bagi Ibu Menyusui

Vaksinasi pada ibu hamil dapat mewariskan antibodi COVID-19

Jakarta, IDN Times - Sebuah pesan berantai yang menarasikan vaksin Pfizer yang disuntikan pada ibu menyusui berbahaya pada bayi yang disusui beredar di WhatsApp.

Pesan tersebut berisi foto kaki seorang bayi yang nampak mengalami sakit kulit.

"Miris melihatnya, seorang bayi yang disusui oleh ibu yg telah divaksin Pfizer...," tulis pesan berantai tersebut.

Lalu, benarkan vaksin Pfizer berbahaya bagi ibu menyusui?

Baca Juga: Indonesia Datangkan 2.000.700 Dosis Vaksin Pfizer

1. Vaksin Pfizer tidak memengaruhi produksi ASI

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Berbahaya Bagi Ibu MenyusuiIlustrasi ASI/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Melansir laman kominfo.go.id, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Budi Wiweko, mengatakan semua jenis vaksin COVID-19 bisa digunakan untuk ibu menyusui.

"Sejauh ini, tidak ada masalah atau isu yang berkaitan dengan vaksinasi COVID-19 untuk ibu menyusui, tidak adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius dan juga tidak berpengaruh pada produksi ASI-nya," kata dia.

2. Vaksin Pfizer direkomendasikan untuk ibu hamil

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Berbahaya Bagi Ibu Menyusuiilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan justru merekomendasikan vaksin Pfizer untuk diprioritaskan bagi sejumlah kelompok tertentu, termasuk ibu menyusui.

"Namun, dengan catatan ibu menyusui yang belum pernah menerima vaksin merek lain," ujar Budi.

3. Vaksinasi pada ibu hamil dapat mewariskan antibodi COVID-19 pada bayi

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Berbahaya Bagi Ibu MenyusuiIlustrasi Balita (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Bahkan, sebuah penelitian bertajuk "High antibody levels in cord blood from pregnant women vaccinated against COVID-19," studi yang dilakukan New York University Langone Health, Amerika Serikat ini dimuat dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology - Maternal Fetal Medicine pada 21 September 2021.

Penelitian ini bermaksud meneliti apakah ibu hamil dapat "mentransfer" antibodi terhadap COVID-19 dari vaksin pada bayi. Dari Desember 2020 hingga Juni 2021, para ibu hamil wajib menerima setidaknya satu dosis vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Mereka menyelesaikan program vaksinasi rata-rata 13 minggu sebelum persalinan.

Tercatat 36 bayi lahir selama periode penelitian. Setelah persalinan, para peneliti mengumpulkan sampel darah dari tali pusat atau plasenta, untuk melihat antibodi protein spike (anti-S IgG). Hasilnya, sebanyak 36 bayi tersebut memiliki titer anti-S IgG tinggi terhadap COVID-19.

Kekuatan titer anti IgG para bayi terbagi menjadi dua kelompok yakni sebanyak 34 bayi mencetak angka >250 U/mL, dan 2 bayi mencetak angka masing-masing 201 U/mL dan 249 U/mL.

Dengan temuan ini, para peneliti menemukan vaksinasi pada ibu hamil dapat mewariskan antibodi terhadap COVID-19 pada bayi. Ini penting jika mempertimbangkan kemungkinan risiko bayi terpapar COVID-19 dari kontak fisik dengan anggota keluarga atau pengasuh yang belum divaksinasi.

Baca Juga: [CEK FAKTA] 4 Ibu Hamil di Australia Keguguran Usai Disuntik Pfizer?

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya