Duh! Kemenkes Akui Aplikasi SINARAP Tak Update 

"Iya, karena datanya harus diupdate."

Jakarta, IDN Times - Koalisi Warga LaporCovid19 mendapatkan laporan tiga pasien meninggal karena sulit mendapatkan rumah sakit. Relawan LaporCovid-19, Windy, mengungkapkan selama seminggu terakhir, yakni 14 sampai 25 Juni 2021, LaporCovid-19 menerima setidaknya 43 laporan.

Windy mempertanyakan keakuratan aplikasi SINARAP milik Kementerian Kesehatan yang berisi informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.

"Namun kerap terjadi perbedaan data di mana tertulis tersedia di SIRANAP, namun pada kenyataannya tidak tersedia," kata Windy seperti tertulis dalam laman LaporCovid-19, Rabu (30/6/2021).

1. Butuh waktu dong untuk update

Duh! Kemenkes Akui Aplikasi SINARAP Tak Update Juru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan data di aplikasi Sinarap diupdate oleh masing-masing rumah sakit dan membutuhkan waktu.

"Iya, karena datanya harus diupdate oleh masing-masing rumah sakit," kata Nadia saat dikonfirmasi IDN Times.

Baca Juga: Kasus Makin Tinggi, Satgas Sebut RI Masuk Gelombang Kedua COVID-19

2. Saran Kemenkes bila rumah sakit penuh

Duh! Kemenkes Akui Aplikasi SINARAP Tak Update Petugas tenaga kesehatan membawa pasien ke ruangan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021). ANTARA FOTO/Novrian Arbi.

Nadia menyarankan bagi pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit sebaiknya langsung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) meski penuh.

"Di IGD saja karena memang sulit saat ini, tetapi akan ditangani segera mungkin, sambil tunggu di mana yang memungkinkan," sarannya.

3. Banyak RS menolak pasien karena tidak ada ketersediaan tempat tidur

Duh! Kemenkes Akui Aplikasi SINARAP Tak Update Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Sebelumnya Windy mengatakan berdasarkan hasil pencarian Rumah Sakit (RS) yang dilakukan oleh LaporCovid-19 selama seminggu terakhir, banyak RS menolak pasien karena tidak ada ketersediaan tempat tidur.

"Pasien yang tidak dapat mendapatkan kasur di IGD harus bertahan di rumah dengan ketersediaan alat seadanya dari puskesmas, bahkan harus berakhir meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan secepatnya," katanya.

4. Pasien di Depok meninggal saat cari rumah sakit

Duh! Kemenkes Akui Aplikasi SINARAP Tak Update Petugas beristirahat setelah memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara.

Dia menceritakan, satu di antara pasien gawat darurat adalah seorang laki-laki berusia 59 tahun yang tengah berada di salah satu rumah sakit di Depok dan memerlukan ICU dengan ventilator.

Pada Sabtu (19/6/2021) malam Lapor Covid-19 menghubungi 95 Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang berada di Jabodetabek hingga Minggu (20/6/2021) menjelang dini hari.

"Namun, dari 95 Rumah Sakit itu, 36 memberitahukan bahwa ruang ICU mereka penuh, termasuk RS Mitra Keluarga Depok, RS Sulianti Saroso, RSUD Pasar Minggu dan RS Persahabatan," ujarnya.

"Sementara," lanjut Windy, "Delapan RS menyampaikan tidak memiliki ruang ICU dan 51 RS sama sekali tidak merespons. Hingga akhirnya pagi sekitar pukul 05.00 WIB pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.". 

Baca Juga: 7.123 Pasien COVID Dirawat di Wisma Atlet Kemayoran

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya