Epidemiolog UI Minta Satgas IDI Tak Bingungkan Publik soal AstraZeneca

Satgas COVID-19 IDI larang Astra Zeneca untuk usia tertentu

Jakarta, IDN Times - Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Pandu Riono buka suara terkait sikap Ketua Satgas COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, yang menyatakan orang berusia di bawah 30 tahun tidak boleh menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Pandu mengungkapkan pernyataan Zubairi membingungkan publik, sebab sebuah kebijakan yang diambil pemerintah mestinya telah melewati berbagai pertimbangan dan masukan dari ahli.

"Keputusan apapun dalam layanan vaksinasi itu berdasarkan konsensus ahli dan mendasari pada data yang bersumber dari banyak negara, bukan hanya satu opini mas saja. Jangan membingungkan publik," tulis Pandu dalam cuitannya di akun media sosial @Twitter seperti dikutip IDN Times, Rabu (26/5/2021).

Baca Juga: Kemenkes: Hanya Satu dari 40 Batch AstraZeneca Dihentikan Sementara

1. Zubairi menyarankan agar mengikuti rekomendasi Inggris

Epidemiolog UI Minta Satgas IDI Tak Bingungkan Publik soal AstraZenecaVaksin Astrazeneca ( ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Menanggapi pernyataan Pandu, Zubairi mengaku siap diajak diskusi. Guru Besar Universitas Indonesia ini menyarankan agar mengikuti rekomendasi Inggris yang tidak memberikan AstraZeneca untuk orang di bawah 30 tahun.

"Saya terbuka untuk diskusi offline. Saran saya, kita ikuti rekomendasi Inggris yang tidak memberikan AZ (AstraZeneca) kepada orang di bawah 30 tahun. Kita tentukan kriteria untuk vaksin ini berdasarkan bukti ilmiah yang ada. Untuk usia berapa dan mitigasinya. Agar jelas," tulisnya membalas cuitan Pandu.

2. Orang berusia di bawah 30 tahun tidak boleh menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca

Epidemiolog UI Minta Satgas IDI Tak Bingungkan Publik soal AstraZenecaPerusahaan farmasi AstraZeneca pbs.org

Sebelumnya, Zubairi menegaskan orang berusia di bawah 30 tahun tidak boleh menerima vaksin COVID-19 Astra Zeneca. Hal tersebut diungkapkan Zubairi melalui akun media sosial Twitter pada Jumat, 21 Mei 2021.

"Ada pertanyaan lagi kepada saya tentang AstraZeneca. Apakah boleh untuk orang di bawah 30 tahun? Saya jawab, tidak boleh," cuitnya.

3. Tidak ada vaksin yang bebas dari risiko, termasuk vaksin

Epidemiolog UI Minta Satgas IDI Tak Bingungkan Publik soal AstraZenecaKetua Satgas COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia, dr. Zubairi Djoerban (www.twitter.com/@ProfesorZubairi)

Zubairi menerangkan beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. "Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal," kata dia.

Zubairi juga menerangkan tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko, termasuk vaksin AstraZeneca.

"AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," kata dia.

4. Pakar imunisasi nyatakan 1 miliar orang terima vaksin AstraZeneca

Epidemiolog UI Minta Satgas IDI Tak Bingungkan Publik soal AstraZenecaIlustrasi vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca (www.france24.com)

Sementara itu, pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksin Astrazeneca aman dan efektif untuk melindungi orang dari risiko COVID-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah.

Saat ini vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah vaksin yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

"Lebih dari 1 miliar dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diterima masyarakat dunia. WHO juga sudah menyatakan vaksin ini aman,” ujar Elizabeth dikutip laman kemkes.go id, Jumat, 21 Mei 2021.

Baca Juga: Satgas IDI Larang Vaksin AstraZeneca untuk Usia di Bawah 30 Tahun

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya