Guru Besar UI: Biaya Perawatan Pasien COVID-19 Bisa Capai Rp500 Juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Guru Besar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany mengungkapkan biaya perawatan satu orang pasien COVID-19 dengan waktu yang cukup lama bisa mencapai Rp500 juta.
"Tapi, dari kajian survei yang saya lakukan di sembilan provinsi biaya tertinggi Rp446 juta," ujarnya dilansir dari ANTARA, Senin (16/11/2020).
1. Satu orang pasien COVID-19 bisa menghabiskan Rp184 juta selama 16 hari
Dia menjelaskan jika dirata-ratakan biaya pengobatan atau penyembuhan satu orang pasien COVID-19 bisa menghabiskan sekitar Rp184 juta dengan masa perawatan selama 16 hari.
Rata-rata pasien dirawat selama 15,4 hari. Bahkan, dari ribuan kasus yang diteliti ada pasien yang dirawat hingga 194 hari. Kemudian rata-rata klaim perawatan hingga Rp184 juta.
"Ini rentang antara Rp2,4 juta hingga Rp446 juta," katanya.
Baca Juga: Relawan COVID: Pengorbanan 8 Bulan Hilang karena Tokoh Publik Abai
2. Biaya perawatan pasien COVID-19 diambil dari APBN yang merupakan uang rakyat
Editor’s picks
Meskipun demikian, besar atau kecilnya jumlah biaya perawatan pasien COVID-19 juga tergantung pada kondisi saat terinfeksi, kemudian juga tergantung ada atau tidaknya penyakit penyerta yang bisa menambah beban biaya pengobatan.
Mengingat besarnya biaya atau dana yang harus dikeluarkan untuk perawatan pasien COVID-19, Hasbullah meminta masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran kolektif dalam penerapan protokol kesehatan.
"Namun, banyak juga masyarakat yang salah mengartikan ketika terjangkit virus corona dan merasa aman-aman saja karena beban biaya akan ditanggung oleh negara," imbuhnya.
"Banyak orang tidak paham, kalau dia sakit memang ditanggung negara. Tapi biaya itu diambil dari APBN yang merupakan uang rakyat juga," ujar dia.
3. Lebih baik mencegah daripada mengobati
Oleh karena itu, ia mengatakan banyak kerugian apabila seseorang jatuh sakit apalagi terinfeksi COVID-19. Selain harus mengeluarkan biaya besar, terdapat juga dampak lain misalnya tidak bisa kerja, kehilangan pendapatan, rasa sakit dan kekhawatiran yang tidak bisa dinilai dengan uang dan sebagainya.
"Dalam agama Islam pencegahan suatu penyakit telah ditunjukkan dalam Surat Al-Kahf. Berkaca dari itu, maka diharapkan masyarakat lebih sadar menjaga diri agar tidak sakit mengingat besarnya dampak bila jatuh sakit," kata dia.
Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times
Baca Juga: Data Lengkap COVID-19 di Indonesia per Senin 16 November 2020